Tuai Hasil Transformasi, Kinerja BRI Group Cemerlang

BRI
Penulis: Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
13/5/2022, 18.34 WIB

BRI Group mampu mencatatkan kinerja cemerlang di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian. Kunci keberhasilan itu tak lepas dari transformasi digital dan culture yang dilakukan oleh bank tertua di Indonesia tersebut.

Hal itu diungkapkan CEO BRI Group Sunarso dalam acara Halal Bi Halal BRI bersama Pemimpin Redaksi Media yang diselenggarakan, di Jakarta (13/05).

Dia mengatakan, transformasi sebenarnya tak mudah, tetapi akan sukses bila memenuhi empat hal. Pertama, ada proyek yang ditransformasi. Kedua, ada pemimpin yang menggerakkan. Ketiga, seluruh anggota timya menghendaki (buy in) dan keempat transformasi tersebut harus menjadi sistem.

Objek yang ditransformasi hanya dua, yakni digital dan culture. Digital basisnya IT, ada pabrik dan vendor. “Culture harus dibangun, makanya dibutuhkan pemimpin yang jadi role model untuk perubahan culture yang fit di era digital,” ujar Sunarso.

Dalam acara yang sama, Sekjen Forum Pemimpin Redaksi Titin Rosmasari mengapresiasi pencapaian kinerja BRI hingga akhir kuartal I-2022. “Tentu kami berharap agar segala pencapaian cemerlang BRI mampu memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat,” katanya.

BRI memiliki sembilan perusahaan anak yang tergabung dalam BRI Group. Di antaranya Bank Raya (sebelumnya bernama BRI Agro), BRI Remittance, BRI Life, BRI Finance, BRI Ventures, BRI Danareksa Sekuritas, BRI Insurance, Pegadaian dan PNM (Permodalan Nasional Madani).

Pegadaian dan PNM baru bergabung pada September 2021 sebagai upaya untuk membentuk sinergi ekosistem ultra mikro. “Bergabungnya Pegadaian, PNM, dan lain-lain untuk kami memulai gerakan kontribusi perusahaan anak. Ini juga transformasi sebenarnya,” kata dia.”Jadi jangan menyangka kami transformasi dulu, kemudian mengambil Pegadaian atau pun PNM, terus kami transform.”

Jadi, bergabungnya Pegadaian dan PNM memang dalam kerangka atau koridor strategi BRI untuk bertransformasi. “Untuk apa? agar lebih fokus kepada UMKM,” ujar Sunarso.

Saat ini BRI sendiri sedang dalam tahap menyempurnakan fondasi ekosistem ultra mikro. Hingga akhir Kuartal I- 2022 BRI, Pegadaian dan PNM tercatat berhasil menyatukan kantor co-location Senyum di 404 kantor di seluruh Indonesia.

Selain itu, juga terdapat lebih dari 63 ribu pemasar ultra mikro dan mikro yang terdiri dari Mantri BRI, AO PNM dan pemasar Pegadaian.

Kemampuan BRI dalam menyeimbangkan transformasi dengan tetap fokus pada core business-nya tercermin dari kinerja cemerlang yang dibukukan oleh perseroan.

Dalam tiga bulan pertama 2022, BRI mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian senilai Rp2,22 triliun atau bertumbuh sebesar 78,13 persen year on year (YoY). Sementara aset, pada akhir Maret 2022 tercatat mencapai Rp1.650,28 triliun atau meningkat 8,99 persen YoY.

Sunarso pun menyiratkan optimisme kinerja BRI ke depan di tengah kondisi ekonomi yang masih diselimuti ketidakpastian.

“Saya cukup yakin bahwa BRI akan semakin baik di 2022 dibandingkan tahun 2021, namun tetap antisipatif dengan kemungkinan terburuk dari kondisi perekonomian global,” katanya.

BRI pun telah menyiapkan empat strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir tahun 2022. Pertama, Selective Growth, yaitu BRI akan berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal, seperti sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

BRI juga akan meneruskan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik.

Selanjutnya, BRI akan fokus pada kualitas, selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.

Selain itu menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

Untuk menjaga profitabilitas, BRI akan fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi, yaitu segmen mikro dan consumer loan serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA).

Dalam menghadapi tren kenaikan suku bunga, BRI terus meningkatkan CASA secara gradual dari 63 persen pada kuartal I-2021 menjadi 66 persen pada kuartal I-2022, di antaranya melalui wholesale transaction, penetrasi digital saving, dan hyperlocal ecosystem pada segmen mikro.

Dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG), BRI Group akan terus bekerja di area UMKM utamanya mikro dengan cara-cara efisen. “Value yang di-create harus kembali ke mikro dan itu akan menjadi putaran bola salju yang makin besar sehingga makin besar value creation-nya,” ujar Sunarso.