PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi perusahaan pertambangan batu bara Tanah Air yang memberikan dividen paling besar untuk tahun buku 2021.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) perseroan, Bayan menyepakati pembagian dividen senilai U$ 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun. Nantinya, setiap pemegang saham berhak memperoleh dividen senilai US$ 0,30 per sahamnya.
"Menyetujui pembagian dividen tunai sebesar US$ 1 miliar yang berasal dari laba ditahan yang tidak dicadangkan perseroan sampai akhir tahun 2021," ungkap risalah rapat Bayan Resources, dikutip Senin (23/5).
Sepanjang tahun lalu, emiten pertambangan batu bara yang dimiliki Dato' Low Tuck Kwong ini membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 1,26 miliar, setara Rp 18 triliun. Perolehan laba itu terkerek 73% dari periode yang sama dari tahun sebelumnya US$344,5 juta.
Nilai dividen yang dibagikan Bayan juga lebih besar dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang menyepakati pembagian dividen senilai US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,42 triliun untuk tahun buku 2021. Dividen tersebut sudah termasuk dividen interim senilai US$ 350 juta.
Besaran dividen yang dibagikan Adaro setara 70% laba perseroan sepanjang 2021 yang mencapai US$ 933,49 juta atau Rp 13,50 triliun. Dalam RUPST itu, para pemegang saham juga menyetujui sisa laba bersih sebesar US$ 283 juta atau sekitar Rp 4,09 triliun sebagai laba ditahan.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan bahwa, industri batu bara menutup tahun 2021 dengan sangat baik. Adanya pemulihan ekonomi global turut mendorong permintaan listrik, demikian juga permintaan terhadap batu bara.
Ia menyebut, melalui fokus yang konsisten pada keunggulan operasional dan pengendalian biaya, perseroan berhasil melampaui panduan dan mempertahankan margin yang sehat.
"Memberikan pengembalian kepada para pemegang saham merupakan salah satu komitmen kami. Saat ini, kami akan memenuhi komitmen tersebut dengan membagikan dividen tunai reguler sebesar US$ 650 juta untuk tahun 2021," kata pria yang akrab disapa Boy Thohir ini, dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Kamis (28/4).
Selain Adaro, emiten batu bara yang menyepakati pembagian dividen jumbo adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai US$ 332,9 juta atau sekitar Rp 4,79 triliun. Besaran dividen yang dibagikan ITMG setara 70% dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.
Perusahaan membagikan dividen interim sebesar US$ 94,1 juta atau setara dengan Rp 1.218 per saham pada 24 November 2021. Sisanya, sebesar US$ 238 juta atau setara dengan Rp 3.040 per saham berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada 23 Maret 2022 yang didistribusikan dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham pada 22 April 2022.