Ekonom dan Direktur Riset Center of Reform Economic (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai, investasi yang dilakukan perusahaan BUMN, Telkomsel kepada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tidaklah merugikan.
Hal ini disampaikan Piter usai memberikan pandangannya terkait investasi GoTo dalam Rapat dengan Panja Investasi Komisi VI DPR. Dia menyebut, investasi yang dilakukan Grup Telkom sudahlah tepat untuk mendorong ekonomi digital di Tanah Air
"Kalau saya sih tidak melihat itu merugikan, ya. Makanya dalam presentasi saya tadi, saya mengatakan bahwa potensi ekonomi digital kita sangat besar," ujar Piter kepada Katadata.co.id, di Kompleks Parlemen, Senin malam (27/6).
Piter mengungkapkan, perusahaan rintisan perlu didukung oleh perusahaan nasional apalagi jika startup itu bisa meningkat menjadi perusahaan unicorn, atau dengan valuasi di atas US$ 1 miliar, dan kemudian meningkat menjadi decacorn yang valuasinya di atas US$ 10 miliar.
Pasalnya, perusahaan ini tentunya akan membuka lapangan pekerjaan, membantu UMKM dan turut mendorong perekonomian nasional. Sayangnya, kata Piter, saat ini startup lebih banyak dikuasai oleh investor asing. Sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah bagaimana perusahaan nasional menyuntikkan investasinya di perusahaan rintisan yang berpotensi bertumbuh seperti yang sudah dilakukan misalnya oleh Grup Astra, Grup Djarum dan termasuk perusahaan BUMN.
"Kita harus konsisten, kalo kita katakan startup kita bagus, menjadi decacorn, unicorn, maka menjadi aneh kalau kita katakan investasi di sana merugi," ungkapnya.
Dia juga mengatakan, investasi Grup Telkom di GoTo dinilai sah karena berinvestasi saat perusahaan itu sudah besar, bukan dalam fase merintis lagi. "Telkomsel berinvestasi pada level yang sudah besar, di level bertumbuh, bukan awal lagi. Jadi menurut saya, ya lanjutkan saja investasi-investasi BUMN untuk startup, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital kita," ungkapnya.
Telkomsel Potensi Untung Rp 2,8 Triliun dari GOTO
Grup Telkom berpotensi memperoleh keuntungan investasi senilai Rp 2,8 triliun di GoTo Gojek Tokopedia. Nilai ini berdasarkan paparan yang disampaikan manajemen Telkom saat Rapat dengan Panja Investasi BUMN Komisi VI, kemarin terkait investasi Telkomsel di GoTo.
Diketahui, Telkomsel masuk ke GoTo pada Mei 2021 sebelum GoTo melakukan penawaran umum perdana saham di level Rp 270 per saham. Kemudian, pada kuartal pertama 2022, perusahaan memperoleh laba yang belum direalisasi senilai Rp 1,6 triliun seiring dengan IPO GoTo yang ditawarkan di harga Rp 338 per sahamnya.
Kemudian, harga saham GoTo melesat di level Rp 388 per saham pada 13 Juni 2022. Hal ini turut meningkatkan valasi Telkomsel di GoTo sejak perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopeedia ini melantai di pasar modal.
"Nilai investasi TSEL saat IPO GoTo setara 1,25x nilai awal investasi dan pada 13 Juni 2022 mencapai 1,44x nilai awal investasi," ungkap dokumen paparan Grup Telkom yang diperoleh Katadata.co.id
Manajemen GoTo menegaskan, setelah IPO, maka pencatatan valuasi investasi Telkomsel setiap bulannya menggunakan metode mark to market, yakni menggunakan harga saham pada setiap akhir periode perdagangan di bursa.
Kemudian, Tekomsel dan GoTo terus melanjutkan kolaborasi dan sinergi yang sudah diinisiasi sejak awal investasi guna memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan kedua pihak.
Seperti diketahui, Telkomsel masuk ke Gojek secara bertahap sejak 2020. Tahap pertama, anak usaha Telkom ini menanamkan investasi US$ 150 juta. Tahap kedua pada 2021 penyertaan Telkomsel di Gojek bertambah hingga total menjadi US$ 450 juta. Ketika Telkomsel masuk, saat itu, nilai valuasi Gojek diperkirakan sudah di atas US$ 10 miliar.