Perusahaan Gula Aman Agrindo Resmi IPO, Harga Saham Sempat Naik 23,2%

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Pekerja membersihkan podium berlatar belakang layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022).
3/8/2022, 09.59 WIB

PT Aman Agrindo Tbk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini (3/8). Harga sahamya naik 23,20% ke level Rp 308 dibandingkan harga penawaran perdana Rp 250 pada Pukul 9.10 WIB.

Namun harga sahamnya turun menjadi Rp 298 per Pukul 9.30 WIB, meski masih terhitung naik 19,2% dibandingkan harga penawaran perdana.

Berdasarkan data RTI, volume saham yang diperdagangkan tercatat 180,2 juta. Nilai transaksinya Rp 52,48 miliar.

Sedangkan frekuensi perdagangannya 29.208 kali. Lalu, kapitalisasi pasar berada di angka Rp 318,97 miliar.

Emiten berkode saham GULA itu menawarkan maksimal 214,07 juta saham. Jumlah ini setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Aman Agrindo menargetkan dapat memperoleh dana segar Rp 64,22 miliar dari IPO hari ini.

Perseroan juga mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum IPO 856,29 juta lembar. Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh perseroan di BEI sebanyak-banyaknya 1,07 miliar lembar.

Dari dana hasil IPO, perseroan akan menggunakan 23% untuk belanja modal. Ini berupa pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya untuk menunjang kegiatan produksi gula merah.

Perseroan menunjuk pihak ketiga yang akan bertindak sebagai kontraktor pembangunan pabrik gula merah dan fasilitas penunjang lainnya.

Kemudian, sekitar 57% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian dan instalasi mesin produksi gula merah dengan pihak ketiga.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Tidak hanya untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung, namun juga membiayai kegiatan operasional perseroan

PT Aman Agrindo merupakan perusahaan yang bergerak di industri gula. Perusahaan ini berdiri pada 2013.

Perusahaan itu menjalankan bidang usaha perkebunan tebu, dan industri gula pasir. Kemudian, perseroan menjalankan kegiatan usaha perdagangan besar gula, coklat, dan kembang gula, serta industri gula merah.

Dalam menjalankan kegiatan usaha perkebunan tebu, perseroan menjalankan kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman tebu, termasuk kegiatan pembibitan dan pembenihan tebu.

Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2021, perseroan membukukan laba bersih Rp 7,19 miliar atau tumbuh 17% dari sebelumnya Rp 6,15 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan penjualan tahun lalu 43% menjadi Rp 188,84 miliar.

Perdagangan produk gula menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan Rp 175,45 miliar. Disusul penjualan bawang putih Rp 13,25 miliar dan glukose Rp 131 juta.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail