PT Astra International Tbk (ASII), meningkatkan alokasi belanja modal atau capital expenditure menjadi sebesar Rp 20 triliun sampai dengan Rp 25 triliun pada tahun ini.
Head of Coporate Investor Relations Astra International Tira Ardianti, mengatakan pada tahun ini ada peningkatan capital expenditure secara konsolidasi di tahun 2021 sebesar Rp 8 triliun.
"Tahun ini capex-nya ada di kisaran Rp 20 triliun sampai Rp 25 triliun lebih," katanya dalam paparan publik, Jumat (5/8).
Dia juga mengatakan terkait dengan rencana belanja modal, jika volume bisnis membaik ada kemungkinan bahwa belanja modal akan meningkat. Angka belanja modal ini menyamai nilai capex yang dikeluarkan Astra saat sebelum pandemi Covid-19.
"Karena kan bisnisnya membaik, pastikan karena keluar belanja modalnya at least untuk yang kita sebut maintenance capex saja ya, tentunya akan menyesuaikan dengan volume bisnis," jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan capex bersifat flesibel. Misalnya, jika beberapa peluang-peluang bisnis baru yang pernah dievaluasi bisa direalisasikan tahun ini, maka ada potensi kenaikan.
Selain itu, Tira juga memaparkan, pada semester pertama tahun ini perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan laba yang meningkat yang ditopang dari keuntungan dari nilai wajar atas investasi di perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
"Ketika GOTO IPO, tentunya akan muncul di pembukuan Astra dari investasi GOTO ini. Dan untuk Astra nilai portofolio tersebut berkontribusi terhadap laba bersih yang totalnya naik menjadi 106% menjadi Rp 18,2 triliun," paparnya.
Jika keuntungan dari investasi GOTO dikeluarkan, maka laba bersih Astra sekitar Rp 14,5 triliun atau naik 64%. Angka tersebut masih menjadi yang lebih tinggi dibandingkan peiode yang sama tahun 2021.
Kenaikan tersebut, karena adanya situasi ekonomi di Indonesia yang menunjukkan perbaikan dan memberi dampak positif pada bisnis Astra.
Sebelumnya, ASTRA mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 18,2 triliun pada semester I 2022, atau melonjak 106% dari laba bersih periode sebelumnya Rp 8,8 triliun.
Dari tujuh unit bisnis Grup Astra, divisi infrastruktur dan logistik mencatat pertumbuhan laba bersih paling tinggi yakni mencapai 288%, dari Rp 91 miliar menjadi Rp 353 miliar. Hal ini terutama disebabkan kinerja dari bisnis jalan tol.