PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berencana menggelar Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue . Perusahaan akan melepas 8,7 miliar saham seri B seharga Rp 100 per saham.
Berdasarkan informasi di situs keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana penambahan modal dengan HMETD tersebut akan dilakukan secara tunai. Jumlah saham Seri B yang diterbitkan akan disesuaikan dengan keperluan dana perseroan.
Untuk melancarkan rencana aksi korporasi ini, perusahaan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 September 2022 mendatang.
"Seluruh dana hasil PUT III setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol, modal kerja, dan indirect cost (bunga, pajak, dan biaya administrasi)," demikian tertulis dalam keterangan perusahaan, dikutip Jumat (19/8).
Perusahaan menjelaskan, dana hasil right issue juga akan digunakan untuk proyek konstruksi dan investasi pengembangan entitas anak perseroan. Adapun perseroan saat ini tengah fokus pada percepatan strategic partnership konsesi jalan tol yang dimiliki oleh entitas anak perseroan, yakni PT Waskita Toll Road.
Waskita Karya saat ini memiliki 14 konsesi jalan tol dengan 3 ruas telah beroperasi secara penuh dan 11 ruas beroperasi secara parsial atau dalam tahap pembangunan. Perseroan tengah fokus pada penyelesaian konstruksi ruas yang tersisa guna mendukung proses strategic partnership.
Menteri Badan Milik Usaha Negara (BUMN Erick Thohir sebelumnya menjelaskan, terdapat beberapa BUMN yang akan melakukan penambahan modal melalui rights issue. Selain waskita, right issue juga akan digelar PR Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Menurut Erick, penambahan modal ditujukan bagi BUMN dengan industri yang memiliki potensi yang baik nantinya. Ia memastiksn tidak asal memberi restu right issue kepada perusahaan BUMN.
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih mencatatkan rugi Rp 293,92 miliar pada semester pertama tahun ini. Kerugian masih dialami meski pendapatan perusahaan naik sebesar 29,29% daro Rp 4,71 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 6,90 triliun.