IPO Emisi Jumbo Bakal Marak di BEI, 23 Perusahaan Incar Dana Rp 9,5 T

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Ilustrasi. Berdasarkan data BEI, terdapat 23 perusahaan yang akan melaksanakan IPO di tahun ini dengan potensi penggalangan dana Rp 9,5 triliun.
Penulis: Syahrizal Sidik
5/9/2022, 10.41 WIB

 

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah perusahaan yang berencana mencatatkan saham sampai dengan awal September ini masih cukup semarak, bahkan beberapa di antaranya menargetkan perolehan emisi jumbo di atas Rp 1 triliun. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, sampai dengan 2 September 2022, terdapat 23 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham bursa dengan potensi penggalangan dana sebesar Rp 9,5 triliun.

"Beberapa  di antaranya perusahaan tersebut menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun," kata Nyoman, kepada awak media.

Secara rinci, bila dilihat dari klasifikasi asetnya, sebanyak 4 perusahaan dalam pipeline masuk dalam kategori perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar. Kemudian, 5 perusahaan masuk kategori perusahaan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Berikutnya, sebanyak 14 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset berskala besar di atas Rp 250 miliar.

Berdasarkan sektornya, sebanyak 23 perusahaan itu terdiri dari 1 perusahaan dari sektor barang baku, 2 perusahaan dari sektor perindustrian, 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik, 1 perusahaan dari sektor barang konsumer primer.

Selanjutnya, sebanyak 4 perusahaan dari sektor barang konsumer non primer, 4 perusahaan dari sektor teknologi, 3 perusahaan dari sektor kesehatan, 2 perusahaan dari sektor energi. Lainnya, sebanyak 2 perusahaan berasal dari sektor keuangan dan masing-masing 1 perusahaan dari sektor properti dan real esate serta sektor infrastruktur.

Berdasarkan data otoritas bursa, sampai dengan 31 Agustus 2022 dana yang dihimpun dari IPO saham sebesar Rp 21,6 triliun. Dari sisi jumlah perusahaan tercatat, mengalami peningkatan 15 perusahaan atau 53,5%  secara tahunan di mana tahun 2022 sebanyak 43 perusahaan sedangkan tahun 2021 terdapat 28 perusahaan yang baru tercatat.

"Sampai saat ini masih terdapat 23 perusahaan  dalam pipeline pencatatan saham dan berpotensi mengalami penambahan," katanya.