Harga Daging Ayam Susut, Saham Emiten Ternak Ikut Surut

Dok. Humas Jawa Barat
Pedagang Ayam di Pasar Tradisional Sukatani Depok (28/09/2022).
Penulis: Lavinda
3/10/2022, 14.29 WIB

Mayoritas harga saham emiten sektor peternakan dan pakan ternak anjlok, di tengah isu penurunan harga daging ayam hingga ke level Rp 17.000 per kilogram (Kg), dari level normal di kisaran Rp 25.000 per Kg.

Kementerian Perdagangan atau Kemendag mendata rata-rata nasional harga ayam hidup hanya Rp 17.260 per Kg. Harga terendah ditemui di Pulau Jawa atau hanya Rp 15.470 per Kg.

Hal ini disebabkan oleh volume produksi ayam hidup dalam negeri yang tinggi. Badan Pangan Nasional atau NFA mendata, produksi ayam hidup pada tahun ini mencapai 600 juta ekor, sementara stok akhir 2022 340 juta ekor. Kondisi tersebut membuat para peternak menjerit karena tak lagi dapat meraih keuntungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di bursa saham, sejumlah emiten yang bergelut di industri usaha peternakan juga mengalami nasib yang sama. Kinerja saham perusahaan mayoritas berada di zona merah pada perdagangan Senin (3/10) hari ini.

Dari lima emiten sektor peternakan, empat di antaranya mengalami penurunan harga saham, hanya satu emiten yang harga sahamnya tak bergerak.

Berikut daftar emiten peternakan dan pergerakan harga sahamnya: 

- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Harga saham CPIN merosot 0,44% atau 25 poin ke level Rp 5.625 dari level harga penutupan kemarin, Rp 5.650. Saham ditransaksikan pada rentang harga Rp 5.600 - Rp 5.675. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,38 juta saham dengan nilai transaksi Rp 7,81 miliar, dan frekuensi 940 kali.

Adapun, kapitalisasi pasar gurita bisnis peternakan ini tercatat sebesar Rp 92,24 triliun. Secara historis, harga saham Charoen Pokphand merosot 5,46% dalam perhitungan tahun kalender atau year to date (YtD) sejak awal tahun. 

- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Harga saham JPFA melorot 1,32% atau 20 poin ke level Rp 1.495 dari level kemarin Rp 1.515. Saham perusahaan ditransaksikan pada rentang harga Rp 1.490 - Rp 1.500.

Berdasarkan data RTI, volume saham JPFA yang ditransaksikan hari ini tercatat sebanyak 1,39 juta saham, dengan nilai transaksi Rp 2,09 miliar, dan frekuensi perdagangan saham sebanyak 685 kali. Kapitalisasi pasar Japfa Comfeed saat ini dilaporkan sebesar Rp 17,53 triliun.

Berdasarkan data historis, harga saham merosot 13,08% dalam perhitungan tahun kalender sejak awal tahun.

- PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU)

Harga saham WMUU merosot 1,75% atau 2 poin ke level Rp 112 dari level kemarin Rp 114. Saham ditransaksikan pada rentang harga Rp 111 - Rp 114. Adapun, volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 33,04 juta, dengan nilai perdagangan Rp 3,72 miliar, dan frekuensi 483 kali.

Kapitalisasi pasar Widodo Makmur Unggar saat ini tercatat Rp 1,45 triliun. Secara akumulasi, harga saham perusahaan anjlok 26,8% dalam perhitungan tahun kalender sejak awal tahun.

- PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD)

Harga saham SIPD anjlok 1,14% atau 15 poin ke level Rp 1.305 dari level kemarin Rp 1.320. Saham ditransaksikan pada rentang harga Rp 1.305 - Rp 1.320.

Berdasarkan data RTI, aktivitas perdagangan saham Sreeya Sewu tak terlalu agresif. Terbukti, volume saham yang ditransaksikan hari ini hanya 3.700 saham dengan nilai saham Rp 4,84 juta, dan frekuensi sebanyak enam kali.

Meski demikian, kapitalisasi pasar perusahaan saat ini tercatat lebih tinggi dari Widodo Makmur, yakni Rp 1,75 triliun. Secara akumulasi, harga saham perusahaan anjlok 34,75% dalam perhitungan tahun kalender sejak awal tahun.

- PT Malindo feedmill Tbk (MAIN)

Harga saham MAIN tak bergerak di level Rp 605. Saham ditransaksikan pada rentang harga Rp 600 - Rp 605. Adapun, volume saham yang diperdagangkan hari ini tercatat 733 ribu saham dengan nilai transaksi Rp 441,21 juta, frekuensi perdagangan sebanyak 113 kali.

Kapitalisasi pasar Malindo Feedmill tercatat sebesar Rp 1,35 triliun. Secara akumulasi, harga saham perusahaan merosot 9,7% dalam perhitungan tahun kalender sejak awal tahun.