Jumlah investor pasar modal atau saham di Indonesia melonjak 27,38% sejak awal tahun (year to date/ytd) menjadi 9,54 juta per Agustus. Sebanyak 27,64% di antaranya merupakan pelajar.
Kepala Divisi Pengembangan Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) Dedy Priadi menjelaskan, salah satu faktor peningkatan investor saham yakni mudahnya mendapatkan informasi di era digital.
“Kami melihat bahwa (era) digital ini salah satunya akan sampai ke masyarakat dengan cepat. Selain investor, tingkat literasi masyarakat meningkat,” kata Dedy kepada media, Kamis (6/10).
Dari sisi demografi, mayoritas investor didominasi oleh kalangan pegawai yakni sekitar 32,55% dengan aset hingga Rp 352,26 triliun. Lalu, porsi pelajar 27,64% dengan total aset Rp 24,14 triliun.
Sedangkan rincian investor dari sisi pendidikan yakni:
- Lulusan SMA ke bawah 62,13% dengan aset Rp 198,8 triliun
- Lulusan S1 28,24% dengan aset Rp529,53 triliun
- Lulusan D3 7,05% dengan aset Rp 42,55 triliun
- Lulusan S2 seterusnya 2,58% dengan aset Rp 113,64 triliun
Mengingat besanya porsi investor lulusan SMA ke bawah, BEI pun menggenjot edukasi. “Kami buka untuk siswa SMA,” kata Dedy.
“Mereka diperkenalkan dunia pasar modal. Jadi ketika menjadi mahasiswa, sudah paham mengenai investasi,” tambah dia.
Acara atau kegiatan yang digelar BEI sejak awal tahun di antaranya Sekolah Pasar Modal untuk Negeri, Festival Investasi Pasar Modal di beberapa Kantor Perwakilan BEI, serta Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2022.
Beberapa kelas untuk sekolah pasar modal juga BEI lakukan secara online dan offline. “Keduanya efektif karena ada yang suka online dan yang suka tatap muka,” ujar dia.