Grup Telkom memastikan komitmennya tetap akan berinvestasi di saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) meskipun periode penguncian saham bagi investor lama akan berakhir pada November tahun ini. 

AVP External Corporate Communication Telkom Indonesia, Sabri Rasyid, mengatakan keputusan investasi Telkomsel di Gojek bersifat jangka panjang. "Di mana pertimbangan kelayakan investasi lebih kepada untuk mendapatkan value sinergi yang saling menguntungkan kedua belah pihak," katanya kepada Katadata, Rabu (26/10).

Dia menambahkan, melalui Telkomsel, Grup Telkom tentunya akan terus mendorong peningkatan synergy value dan capital gain ke depannya.

Sebagaimana diketahui,  Telkomsel tercatat menyuntikkan investasi di Gojek senilai US$ 150 juta dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga senilai Rp 2,11 triliun pada 16 November 20202. Setahun kemudian, pada 18 Mei 2021, Telkomsel kembali menandatangani Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2,11 triliun dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4,29 triliun.

Bila merujuk pada data perdagangan Rabu (25/10) ini, harga saham GOTO melonjak 3,11% atau 6 poin ke level Rp 199 per saham. Volume transaksi saham GOTO tercatat 1,15 miliar, dengan nilai transaksi senilai Rp 229,11 miliar. Sedangkan, saham Telkom, induk dari Telkomsel, anjlok 1,14% atau 50 poin ke level Rp 4.340 per saham. Adapun, volume transaksinya mencapai 27,74 juta dengan nilai transaksi Rp 121,50 miliar.

Sebelumnya, GOTO menerapkan mekanisme kunci saham bagi investor lamanya delapan bulan semenjak penawaran umum perdana saham (IPO) pada 11 April 2022 lalu. Menyebut beberapa nama korporasi kakap tercatat sebagai pemegang saham di GOTO seperti Alibaba, SoftBank, BlackRock, Google, Facebook berpotensi akan melepas sebagian kepemilikan sahamnya.

Melansir Bloomberg, bahkan GOTO sedang berdikusi dengan Alibaba dan SoftBank yang disebut akan menjual sahamnya senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun. Bila itu terealisasi, maka jumlah saham beredar GOTO berpotensi akan membanjiri pasar.

Sebagai antisipasi kejatuhan harga saham setelah periode kunci saham dibuka, manajemen GOTO bersama para pemegang saham pra-IPO sedang menjajaki kemungkinan dilakukannya suatu penawaran sekunder (secondary offering) terkoordinasi atas saham perseroan yang dimiliki oleh pemegang saham pra-IPO.

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail