Saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), ditutup melesat 11,70% ke level Rp 210 per saham pada perdagangan Jumat ini (11/11) di tengah kabar perusahaan akan memangkas sekitar 1.000 orang karyawannya.
Harga saham GOTO menguat setelah ditransaksikan sebanyak 39.537 kali dengan volume 2,05 miliar dan nilai transaksi Rp 419,10 miliar. Nilai kapitalisasi pasar GOTO juga naik ke level Rp 248,72 triliun.
Menurut kabar yang berhembus, GOTO akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawannya. Hal ini dilakukan sebagai langkah efisiensi yang dilakukan Grup GOTO.
Melansir Bloomberg, pemangkasan karyawan tersebut setara dari 10% dari sumber daya manusia yang ada di perusahaan, menurut keterangan sumber yang mengetahui hal ini. Pemangkasan karyawan akan berdampak langsung kepada semua divisi di perusahaan.
Menanggapi hal ini, Chief Corporate Affairs GoTo, Nila Marita, mengatakan pihak Gojek tidak dapat mengomentari spekulasi yang beredar.
"Fokus GoTo adalah membangun bisnis yang berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi Indonesia," katanya saat dihubungi Katadata, Jumat (11/11).
Dia mengatakan, performa bisnis GoTo terus berkembang, dan untuk tumbuh secara berkelanjutan, perusahaan terus berupaya mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat.
Di saat saat yang sama, perusahaan juga melakukan kegiatan operasional secara efisien agar dapat terus memberikan solusi terbaik bagi para masyarakat di seluruh tempat perusahaan beroperasi.
Bloomberg juga menuliskan, GoTo akan mulai melakukan pemangkasan jumlah staf, saat akan mengumumkan hasil kinerja kuartalan pada 21 November mendatang.
GoTo memiliki 9.630 karyawan tetap pada akhir Juni, menurut laporan keuangan triwulanan. Adapun perseroan memiliki 455 karyawan tidak tetap pada akhir 2021.
Tren pemangkasan karyawan perusahaan teknologi kian menambah daftar raksasa emiten teknologi global seperti Meta Platforms Inc. hingga Apple Inc. yang memangkas karyawannya akibat penurunan ekonomi global.
"Perusahaan-perusahaan baik besar maupun kecil membatasi ambisi dan bersiap menghadapi masa-masa sulit di masa depan," tulis laporan itu.
Hal ini juga terefleksi dari kinerja keuangan GOTO di semester pertama yang masih membukukan kerugian senilai Rp 13,65 triliun. Kerugian tersebut mengalami kenaikan sebesar 117,28% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 6,28 triliun.
Sepanjang periode enam bulan pertama tahun ini, GOTO mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,39 triliun, naik 73,32%.
Manajemen GOTO menyampaikan, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) mencatatkan pertumbuhan sebesar 42% yang mencapai Rp290,5 triliun hingga kuartal II 2022. Sedangkan, pertumbuhan pendapatan bruto semester pertama mencapai 49% year-on-year mencapai Rp10,7 triliun.
Selanjutnya: Penyebab PHK di sektor teknologi >>