PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan indeks peduli perubahan iklim bernama Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders ada rangkaian acara B20 Side Event di Bali Nusa Dua Convention Center, pada Jumat (11/11). Indeks ini bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portfolio sebesar minimal 50%.
Adapun, konstituen IDX LQ45 Low Carbon Leaders ditentukan melalui pengurangan konstituen dan menyesuaikan bobot saham konstituen indeks LQ45 dengan memperhitungkan intensitas emisi karbon.
Sebelum melakukan pemilihan konstituen IDX LQ45 Low Carbon Leaders, BEI akan menghitung intensitas emisi karbon dari konstituen indeks LQ45 dengan mengambil data dari laporan berkelanjutan perusahaan tercatat. Intensitas emisi karbon didefinisikan sebagai nilai total emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 (dalam ton CO2e) relatif terhadap pendapatan dalam miliar rupiah.
Selanjutnya, dilakukan penghitungan intensitas emisi karbon atas portofolio yang diperoleh dari penjumlahan intensitas emisi karbon dari masing-masing konstituen LQ45 yang telah dikalikan dengan bobotnya. Intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45 ini yang menjadi acuan untuk dilakukan penurunan hingga paling tidak 50%.
Proses pemilihan konstituen diawali dengan mengeluarkan saham-saham atas perusahaan yang berasal dari industri batu bara berdasarkan IDX Industrial Classification (IDX-IC).
Kedua, dilakukan penyesuaian bobot konstituen indeks LQ45 yang tersisa relatif terhadap konstituen lain di sektor serupa. Penyesuaian ini dilakukan dengan menambahkan bobot atas saham yang memiliki intensitas emisi karbon di bawah rata-rata.
Ketiga, dilakukan penghitungan kembali intensitas emisi karbon atas portofolio. Apabila intensitas emisi karbon atas portofolio setelah penyesuaian telah turun setidaknya 50% dari intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45, maka saham-saham dan bobot tersebut akan digunakan sebagai penghitungan indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders.
Namun, jika intensitas emisi karbon atas portofolio setelah penyesuaian masih di atas 50% dari intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45, maka saham-saham dengan intensitas emisi karbon terbesar akan dikeluarkan hingga tercapai target penurunan intensitas emisi karbon atas portofolio setidaknya 50%. Untuk menjaga keterwakilan sektor dari indeks LQ45, maka perusahaan yang menjadi satu-satunya perwakilan sektor tidak akan dikeluarkan.
Penghitungan Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted yang disesuaikan berdasarkan rasio free float dan intensitas emisi karbon dengan menerapkan pembatasan bobot saham atau cap paling tinggi sebesar 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi. Indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 2 November 2020 dengan nilai awal 100.
Evaluasi berkala atas Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders terdiri dari Evaluasi Mayor dan Evaluasi Minor. Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan serta pembobotan ulang atas konstituen indeks yang akan dilakukan pada akhir Januari dan Juli.
Sedangkan, evaluasi minor bertujuan untuk memperbarui faktor free float dan intensitas karbon serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham yang akan dilakukan pada akhir Mei dan November. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa ketiga pada bulan berikutnya.
Berikut ini adalah konstituen awal anggota IDX LQ45 Low Carbon Leaders:
- Aneka Tambang
- Astra Internasional
- Bank Central Asia
- Bank Negara Indonesia
- Bank Rakyat Indonesia
- Bank Tabungan Negara
- Bank Mandiri
- Barito Pacific
- Elang Mahkota Teknologi
- XL Axiata
- GoTo Gojek Tokopedia
- HM Sampoerna
- Indofood CBP Sukses Makmur
- Indofood Sukses Makmur
- Japfa Comfeed Indonesia
- Kalbe Farma
- Medco Energi Internasional
- Perusahaan Gas Negara
- Tower Bersama Infrastructure
- PT Timah
- Telkom Indonesia
- Sarana Menara Nusantara
- Chandra Asri Petrochemical