Mengakhiri pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dalam zona merah dengan penurunan hingga 1,31% ke level 6.715 pada perdagangan hari ini, Jum’at (9/12).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia menunjukkan, nilai transaksi hari ini mencapai Rp 13,18 triliun dengan volume 22,58 miliar saham, dan frekuensi perdagangan sebanyak 1.01 juta kali.
Tercatat 347 saham terkoreksi, 185 saham dalam zona hijau dan 163 saham tak bergerak. Kapitalisasi pasar kini berada di level Rp 9.236 triliun.
Berbanding terbalik dengan indeks bursa nasional, indeks bursa Asia seluruhnya justru berada dalam zona hijau. Nikkei 225 naik 1,15%, Hang Seng naik 2,32%, Shanghai Composite naik 0,30% dan Strait Times naik 0,18%.
Pengamat Pasar Modal dan Founder Traderindo.com, Wahyu Laksono mengatakan, saat ini indeks saham sedang tidak kondusif. Namun, penurunan ini merupakan fenomena sementara.
“Ada saatnya terjadi arus balik atau pembalikan atau shifting. Fundamental jelas masih kuat. Saya duga fenomena ini akan mengikuti logika teknikal dan Momentum FOMC pekan depan,” ujar Wahyu, Jumat (9/12).
Menurut dia, Bulan Desember sepertinya menjadi momentum peralihan. IHSG masih cukup kuat dan bertenaga selama masa pandemi Covid-19, karena AS dan Eropa sedang risk off oleh sentimen negatif terkait kecemasan ekonomi AS Eropa dan geopolitik Rusia - Ukraina.
"Lalu, kini harapan perbaikan ekonomi mulai muncul, dan antisipasi perang Rusia - Ukraina mulai diantisipasi, didukung harapan meredanya agresivitas The Fed," katanya.
Melansir KB Valbury Sekuritas, inflasi, kekhawatiran resesi, dan suku bunga masih menjadi fokus investor. The Fed secara luas diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga yang lebih rendah sebesar 50 bps, dibandingkan dengan kenaikan 75 bps selama empat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) sebelumnya.
“Selain itu, pasar juga mengantisipasi rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) pekan depan dan indeks harga grosir yang akan dirilis hari ini,” dalam risetnya.
Namun, suasana hati investor masih cemas dengan pasar tenaga kerja yang tetap ketat karena klaim pengangguran hanya meningkat moderat minggu lalu, meskipun klaim berlanjut mencapai level tertinggi dalam 10 bulan.
Seluruh sektor saham bursa Tanah Air terkoreksi. Dipimpin dengan sektor energi yang merosot hingga 2,58%. Saham sektor energi yang bergejolak salah satunya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), yakni turun 1,60% atau 60 poin menjadi Rp 3,680 per saham.
Selanjutnya PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan penurunan 2,70% atau 50 poin menjadi Rp 1,800 per saham. Terakhir PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan penurunan 2,16% atau 80 poin menjadi Rp 3,620 per saham.
Top Gainer saham hari ini ada PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) yang naik 20,74% atau 140 poin menjadi Rp 815 per saham. Untuk Top Loser, PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) yang turun 5 poin menjadi Rp 47 per saham.