Bursa saham Wall Street anjlok pada perdagangan Kamis (16/2) setelah data penjualan retail terbaru menunjukkan penurunan lebih tajam dari perkiraaan sehingga mendorong kekhawatiran resesi.
Indeks Dow Jones turun 764,3 poin atau 2,25% menjadi 33.202,22, S&P 500 turun 2,49% menjadi 3.895,75, dan Nasdaq Composite anjlok 3,23% menjadi 10.810,53.
Aksi jual secara luas terjadi, hanya 14 saham di dalam indeks S&P 500 yang berhasil ditutup positif. Saham teknologi raksasa menurun, dengan saham Apple dan Alfabet anjlok lebih dari 4%, serta Amazon dan Micrsoft lebih dari 3%. Sementara itu, Saham Netflix anjlok 8,6% menyusul laporan Digiday yang mengatakan perusahaan streaming menawarkan untuk mengembalikan uang kepada pengiklan setelah kehilangan target penonton.
Laporan penjualan retail yang mengecewakan menunjukkan bahwa inflasi telah berdampak pada konsumen. Penjualan retail turun 0,6% pada November. Itu adalah penurunan yang lebih besar dari perkiraan Dow Jones sebesar 0,3%.
Sehari sebelumnya, sentimen pasar diwarnai keputusan The Fed yang memutuskan untuk memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 bps. Bank sentral juga mengatakan akan melanjutkan kenaikan suku bunga hingga tahun 2023 dan memproyeksikan suku bunga fed fund akan mencapai puncaknya pada 5,1% lebih tinggi dari perkiraan.
Dengan kenaikan setengah poin persentase hari Rabu, kisaran yang ditargetkan untuk suku bunga saat ini adalah 4,25% hingga 4,5%, tertinggi dalam 15 tahun.
“Tarik-menarik antara Fed dan pasar benar-benar berpihak pada pasar, perlambatan tidak bersifat sementara dan Fed akan dipaksa untuk bertindak sebelum 2024,” ujar Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial, Kamis (16/12).
Dow ditutup di bawah 34.000 pada Rabu (16/12) setelah pengumuman The Fed. Indeks sempat menghijau pada perdagangan Kamis (16/12) sebelum diterpa kabar buruk dari penjualan retail. Imbal hasil Treasury terus jatuh karena kekhawatiran bank sentral bertindak terlalu jauh. Imbal hasil 10 tahun turun di bawah 3,5%.
Saham bank juga menurun karena kekhawatiran akan resesi meningkat. JPMorgan Chase kehilangan sekitar 2,5%.