Saham-saham Ini Diyakini Tahan Banting Hadapi Resesi

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Penulis: Lona Olavia
16/12/2022, 16.57 WIB

Badai resesi global kian dekat hampiri Indonesia. Sejumlah indikator makro ekonomi yang menjadi dasar atas 'ramalan' tersebut terus menegaskan bayang-bayang periode suram pada tahun depan. 

Tanda turbulensi pun sudah terlihat di akhir September yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun dibawah level tertingginya di 7.372 dan kini ada di 6.812. Volatilitas ini akan berlangsung hingga tahun depan.

Meski begitu, investor jangan khawatir karena masih ada saham-saham yang diyakini akan tahan banting menghadapi badai resesi di tahun depan.  

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menilai, sektor saham defensif untuk investasi di masa resesi utamanya perbankan. Misalnya saja BBCA dengan target harga Rp 10.000 per saham, BBRI Rp 6.000, BMRI Rp 12.000, dan BBNI Rp 11.000 untuk tahun depan. 

“BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI adalah empat bank besar di Indonesia. Bank di Indonesia untungnya besar dan dalam segala hal, kita masih berkaitan dengan bank,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (16/12).

Selain itu ada juga sektor telekomunikasi yakni TLKM dengan target harga Rp 5.500 dan ASII di sektor lainnya dengan target Rp 8.500. 

“TLKM perusahaan telekomunikasi paling besar, luas jaringannya dan pelanggannya paling banyak. Paling lengkap fasilitasnya juga dan tidak terlibat persaingan harga murah. Kalau ASII masih perusahaan konglomerasi dengan backbone otomotif yang masih menjadi penggerak ekonomi domestik dengan mobilitas penduduk,” katanya.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menambahkan, sektor ritel di tahun depan mungkin akan memberikan kejutan dengan tetap survive dan eksis di tengah gempuran resesi yang menghantui dunia. Keunikannya adalah karena  adanya masa  kampanye  pemilu (pilpres) Indonesia tahun depan. Apalagi para calon presiden yang akan  memperebutkan kursi kepresidenan seluruhnya orang baru, bukan incumbent. 

Seperti yang sudah-sudah terjadi, historically pada tahun pemilu, akan banyak uang beredar karena biasanya paslon akan berusaha mengambil simpati masyarakat dengan mengedarkan bansos. Hal ini diharapkan akan mendongkrak pendapatan sektor retail, khususnya saham AMRT lebih  kokoh.  

"AMRT Mungkin punya tren naik yang sangat sehat tahun ini, tapi so far valuasi sudah lumayan tinggi dibanding industri dengan current PER di 45.52x. Jadi, untuk arahan entry saat ini tidak bijak untuk beli terlalu agresif melainkan lebih baik tunggu buy on weakness saja. Jika memungkinkan di area support  2.200-2.150 atau 2.000-1.900. Resistance 2.600-2.700 atau 3.000-3.100," sebut Liza.

Selain itu, Vice President sekaligus Analis Teknikal Senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih memperkirakan, ada enam sektor yang memiliki tren positif dan menguat hadapi resesi. Yaitu, cyclical, non-cyclical, basic, energy, financial dan health.

Di cyclical sector, saham emiten bersandi CARS, MAPI, SMSM, LPPF, dan SCMA berprospek positif. Adapun di non-cyclical sector pihaknya menilai saham AMRT, MYOR, ICBP, HMSP, AALI, GGRM, dan INDF akan bersinar. Untuk basic sector, investor bisa melirik saham dari TKIM, SMGR, TPIA, INTP, INCO, dan ANTM. 

Kemudian di energy sector ada sejumlah saham seperti MEDC, AKRA, INDY, ADRO, PGAS, TCPI, DOID, ADMR, ENRG, dan ITMG yang menjadi sorotan pihaknya. Sementara itu, untuk financial sector ada saham PNLF, BMRI, BBCA, BBNI, BBRI, SMMA, dan MEGA. Untuk health sector investor bisa memilih saham KLBF, CARE, hingga SIDO. 

Bahkan Alfatih menyebut target harga dari beberapa emiten tersebut. Saham KLBF dengan target teoritis di level 2.330, CARS dengan target hingga level 120, MAPI di level 1.570-1.830, LPPF bisa hingga level 10.000, SCMA di level 310, AMRT target fibonaci 3.000-3.050.

Kemudian saham MYOR dengan target di level 2.570-2.800, ICBP target 10.500-11.250, AALI dengan target 9.450-10.000, INDF target 6.600, TKIM target di level 9.200-9.675, SMGR  target 9.850-10,550, INTP target 11.625, INCO di level 8.150-8.750. 

Lalu saham ANTM dengan target di level 2.580-2.775, MEDC target 1.290-1.530, AKRA target 2.000, PGAS target 2.190-2.350, ENRG 405, ITMG target sekitar 54.250. Selanjutnya adalah BBCA dengan target 10.200, BMRI dengan resistance 11.700, BBRI 5.000-5.500.

Reporter: Lona Olavia