Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan secara umum kinerja pasar modal secara sepanjang tahun 2022 masih mencatatkan pertumbuhan yang positif di tengah gejolak perekonomian global yang terus meningkat. Hal ini terefleksi dari nilai penawaran umum di bursa yang mencapai Rp 266,41 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat pernyataan efektif hingga 28 Desember 2022, atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 penawaran umum perdana saham, 44 penawaran umum terbatas, 123 penawaran umum efek bersifat utang dan atau sukuk.
"Total keseluruhan nilai hasil penawaran umum sebesar Rp 266,41 triliun," kata Inarno dalam konferensi pers di Bursa Efek Indonesia, Kamis (29/12).
Dari 224 kegiatan emisi tersebut, OJK mencatat emiten baru yang berhasil melantai di Bursa Efek sebanyak 63 emiten. Sementara, penghimpunan dana securities crowdfunding (SCF) terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Hingga 28 Desember 2022, jumlah total pengimpunan dana secara nasional melalui SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp 713,29 miliar dari 135.778 investor melalui 13 platform penyelenggara SCF.
Pertumbuhan jumlah emiten dan SCF ini diikuti oleh pertumbuhan jumlah investor ritel yang meningkat hampir 10 kali lipat dibandingkan 5 (lima) tahun terakhir. OJK mencatat, sejak tahun 2020, pertumbuhan jumlah investor pasar modal setiap tahunnya lebih dari 2,5 juta sehingga per 28 Desember 2022 menembus 10,3 juta SID.
OJK juga mencatat, pertumbuhan jumlah investor saat ini masih didominasi oleh investor berusia di bawah 30 tahun yang mencapai 58,74%.
"Hal ini merupakan pertanda bagus bagi perekonomian Indonesia karena sejak usia dini sudah mulai melek investasi. Kaum milenial dan gen Z lah yang meneruskan perjuangan kita semua untuk membawa Indonesia menjadi pusat perekonomian dunia dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045," kata Inarno.
Selain itu, Inarno memaparkan IHSG berada di posisi 6.850,52 poin atau secara tahunan tumbuh sebesar 4,09% per 28 Desember 2022. Adapun, kinerja IHSG ini merupakan yang tertinggi kedua setelah Singapura jika dibandingkan dengan seluruh kinerja bursa ASEAN.
Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.509 triliun atau secara yoy tumbuh sebesar 15,18%. Di tahun 2022 ini, tepatnya pada tanggal 27 Desember 2022, kapitalisasi pasar di Bursa Efek juga mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu sebesar Rp 9,600 triliun.
Di sisi lain, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 218,38 poin atau meningkat sebesar 15,53% dibandingkan posisi per 30 Desember 2021 sebesar 189,02 poin. Adapun, kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp 4.801,27 triliun atau meningkat sebesar 20,52% year to date, dibandingkan posisi per 30 Desember 2021 yaitu sebesar Rp 3.983,65 triliun.