Hari Terakhir Perdagangan 2022, IHSG Turun 0,14% ke Level 6.850
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,14% ke level 6.850 di hari terakhir perdagangan bursa pada tahun 2022, Jumat (30/12).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin, yang menutup perdagangan pamungkas bursa di tahun ini menyampaikan, selama tiga tahun terakhir, Indonesia dan sejumlah negara lain bergelut menghadapi pandemi Covid-19. Namun, perekonomian Tanah Air mampu bangkit dari krisis tersebut.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72% pada kuartal ketiga tahun ini dengan tingkat inflasi yang masih terkendali, meski mengalami kenaikan. Sementara itu, di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap mampu mempertahankan imbal hasil pada kisaran 4% hingga Desember 2022.
"Dengan penuh rasa syukur, perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2022 secara resmi saya nyatakan ditutup," kata Ma'ruf Amin, dalam seremoni penutupan perdagangan BEI 2022 secara virtual, Jumat (30/12).
Berdasarkan data perdagangan, hari ini nilai transaksi mencapai Rp 9,62 triliun dengan volume 18,53 miliar saham dan frekuensi sebanyak 950.599 kali. Sebanyak 224 saham bergerak menguat, 287 saham lainnya melemah dan 197 saham bergerak mendatar. Nilai kapitalisasi pasar IHSG di level Rp 9.529,86 triliun.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi, mengakui pada tahun ini dari sisi imbal hasil IHSG secara tahunan mengalami penurunan dari sebelumnya tumbuh 10,08% menjadi di kisaran 4%.
Inarno mengatakan, turunnya pertumbuhan IHSG disebabkan oleh ketidakpastian perekonomian global. Menurutnya, pertumbuhan yang tercatat tahun ini dinilai memuaskan. Walaupun kinerja IHSG Singapura berada di posisi pertama dan Indonesia berada di posisi kedua.
"Tentunya ini kalau dibandingkan dari tahun sebelumnya memang ada penurunan. Tapi kembali lagi, dengan adanya ketidakpastian perekonomian global, pencapaian year to date 2022 4,09% ini sudah cukup bagus, dibandingkan Malaysia dan Filipina," katanya dalam konferensi pers, Kamis (29/12).
Inarno mengungkapkan, kinerja pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2022 masih terus diwarnai gejolak fluktuasi pasar. Hal ini diikuti pelemahan bursa secara global, terlebih dalam satu bulan terakhir.
Namun, Inarno optimis akan ada pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2023, mengingat ada beberapa pipeline yang akan melakukan go public tahun depan.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan dampak terbesar dari penurunan pertumbuhan IHSG yaitu inflasi. Dirinya mengatakan inflasi cukup naik signifikan hampir 50% sepanjang tahun 2022.
"Jadi memang ini kombinasi daripada kebijakan moneter dan fiskal dari domestik dan luar negeri, serta terkait juga penawaran dan permintaan," pungkasnya.
Adapun, pertumbuhan IHSG juga pernah menembus rekor tertinggi yakni di level 7.318,01 pada 13 September 2022. Sementara nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.509 triliun atau secara year to date tumbuh sebesar 15,18%. Lalu, kapitalisasi pasar di BEI juga mencatatkan rekor tertinggi yaitu sebesar Rp 9.600 triliun pada 27 Desember 2022.