Tahun 2022 menjadi tahun yang cukup berat bagi investor kripto dan dikenal sebagai salah satu tahun bear market bagi berbagai pasar keuangan termasuk saham dan kripto.
Dilansir dari laman Cointelegraph, bear market merupakan salah satu waktu yang tepat untuk membangun portofolio. Untuk memanfaatkan momen tersebut, para trader dapat memanfaatkan berbagai pendekatan termasuk analisis teknikal untuk menentukan beberapa koin potensial sebelum mulai bertransaksi.
Analis kripto sekaligus penulis di Cointelegraph Rakesh Upadhyay membagikan tiga aset kripto potensial di tahun 2023 berdasarkan analisis teknikal.
Pertama, Bitcoin. Meskipun Bitcoin berada dalam tren penurunan yang kuat selama beberapa bulan terakhir, relative strength index (RSI) membentuk divergensi positif yang menunjukkan bahwa momentum bearish mungkin akan melemah pada tahun 2023.
Namun, divergensi positif ini harus didukung aksi harga yang menguntungkan untuk mengonfirmasi perubahan tren bearish menjadi bullish. Jika buyers mendorong harga Bitcoin di atas overhead resistance, hal ini akan menandakan potensi perubahan tren.
Konfirmasi akan terjadi setelah bulls flip level di harga US$ 17.622 atau setara dengan Rp 275,5 juta yang akan menjadi support atau titik dasar untuk reli ke harga US$ 25.211 yang setara dengan Rp 394,2 juta.
Kedua, Ethereum merupakan koin lainnya yang mengalami tren penurunan yang kuat. Namun, titik terangnya adalah Ether menemukan titik support di dekat level psikologis US$ 1.000 atau setara dengan Rp 15,6 juta.
Jika buyers mendorong harga Ether di atas 50-day SMA yang berada di harga US$ 1.326 atau Rp 20,7 juta, Ether dinilai mampu naik ke garis resistance. Ini merupakan level kunci yang harus diwaspadai karena penembusan di atasnya menunjukkan bahwa tren penurunan mungkin akan berakhir.
Harga Ether kemudian dapat diprediksi menguat ke harga US$ 1.800 dan selanjutnya ke US$ 2.030 atau setara dengan masing-masing Rp 28,1 juta dan Rp 31,7 juta. Angka ini mewakili kenaikan hingga 66.84% dibandingkan harga ETH saat ini yakni Rp 19 juta.
Ketiga, Polygon. Beberapa aset kripto utama saat ini tengah diperdagangkan di bawah level terendah bulan Juni 2022. Namun, Polygon berhasil bertahan dengan membentuk basis harga jauh di atas level terendah tahunannya.
Titik 20-week EMA yang berada di harga US $0,88 atau Rp 13.761 dan RSI yang berada di bagian tengah menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan MATIC. Tanda penguatan harga MATIC selanjutnya adalah penembusan harga di atas US$ 1,05 atau Rp 16.419 yang bisa meningkatkan kemungkinan pengujian ulang harga di titik US$ 1,30 atau Rp 20.485.
Ini merupakan level penting karena penembusan di atasnya dapat menandakan dimulainya tren kenaikan harga yang baru. Harga MATIC diprediksi bisa naik ke US$ 1,75 atau Rp 27.366 dan jika titik resistance ini berhasil ditembus, MATIC dapat mengambil momentum dan melambung ke harga US$ 2,92 atau Rp 45.662. Angka ini mewakili kenaikan hingga 269% dibandingkan harga MATIC saat ini yakni Rp 12.371.