Ironis, IHSG Merah Sendirian Hingga Masuk Ke Level Terendahnya 6 Bulan

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Petugas membersihkan dinding di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/6/2022). IHSG ditutup melemah 96,18 poin atau 1,34 persen ke level 7.086,65.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
5/1/2023, 16.07 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah 2,34% ke level 6.653 pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (5/1).  Pelemahan itu membawa IHSG ke level terendah barunya dalam enam bulan. Adapun, IHSG tercatat ada di level 6.651 pada 15 Juli 2021.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham hari ini mencapai Rp 14,2 triliun dengan volume perdagangan 23,16 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 1.305.327 juta kali.

Tercatat 518 saham berada dalam zona merah, 90 saham zona hijau, dan 94 saham tak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar mencapai 9.238 triliun.

Melihat pergerakan bursa Tanah Air, terlihat sektor energi kembali menjadi pemberat IHSG dengan penurunan hingga 5,47%.

  • PT Indika Energy Tbk (INDY) turun 6,46% menjadi Rp 2.460.
  • PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 6,45% menjadi Rp 145. BUMI lantas untuk kedua harinya berturut-turut kena auto rejection bawah (ARB).
  • PT Indotambang Raya Megah Tbk (ITMG) turun 6,33% menjadi Rp 35.150.
  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 6,33% menjadi Rp 1.555.
  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 6,06% menjadi Rp 3.100. ADRO lantas untuk kedua harinya berturut-turut kena ARB.
  • PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 5,85% menjadi Rp 1.530.
  • PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 5,80% menjadi Rp 3.410.
  • PT Atlas Resources Tbk (ARII) turun 5,63% menjadi Rp 268.
  • PT Bayan Resources Tbk (BYAN) turun 5,44% menjadi Rp 19.975.
  • PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) turun 5,26% menjadi Rp 630.
  • PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) turun 4,57% menjadi Rp 1.565.

Sektor saham lainnya yang terkoreksi adalah sektor teknologi turun 2,83%, sektor transportasi turun 2,61%, sektor energi dasar turun 2,62%, sektor keuangan turun 1,95%, sektor industru turun 2,27%, sektor infrastruktur turun 2,55%, sektor primer turun 2,35%, sektor properti turun 2,13% dan sektor non primer turun 0,37%.

Satu-satunya sektor yang berada dalam zona hijau adalah sektor kesehatan yang mampu naik 0,45%.

Namun anehnya seluruh bursa Asia berada dalam zona hijau. Nikkei 225 naik 0,40%, Hang Seng naik 1,25%, Shanghai Composite naik 1,01% dan Strait Times naik 1,39%.

Melansir KB Valbury Sekuritas, Wall Street ditutup zona hijau pada hari Rabu (4/1) setelah rilis risalah FOMC yang mengungkapkan sikap yang lebih fleksibel terhadap strategi suku bunga Fed. Namun, The Fed masih mempertahankan fokusnya untuk menjinakkan inflasi, namun mengakui kemajuan signifikan yang dibuat pada inflasi.

Bank sentral juga mencatat kebutuhan untuk mengimbangi perjuangan melawan inflasi dan pertumbuhan yang menunjukkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil mungkin akan segera terjadi.

Selain itu, pasar kini sedang fokus pada pertemuan FOMC yang dijadwalkan pada akhir bulan ini, sambil menilai serangkaian data ekonomi yang akan dirilis minggu ini. Laporan lowongan pekerjaan November menandakan bahwa pasar kerja tetap ketat. Selanjutnya, pasar sedang menunggu laporan pekerjaan lain yang akan dirilis pada hari Jumat (6/1). 

Di sisi lain, indeks manufaktur ISM mengisyaratkan kontraksi bulan lalu, tanda pengetatan moneter mungkin telah terjadi, meski kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi masih juga membebani.



Reporter: Zahwa Madjid