Mengakhiri pekan pertama 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup rebound dengan kenaikan 0,46% ke level Rp 6.684 pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (6/1). Dalam pekan pertama tahun 2023, IHSG memang mengalami banyak tekanan terutama dipicu pelemahan harga batu bara.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi hari ini mencapai 8,21 triliun dengan volume perdagangan 12,5 miliar dan frekuensi perdagangan 1.111.419 juta kali.
Tercatat 273 saham dalam zona hijau, 265 saham zona merah dan 166 saham tak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar mencapai 9.287 triliun.
Pergerakan bursa Asia bervariasi. Nikkei 225 naik 0,59% dan Shanghai Composite juga naik 0,08%. Sedangkan Hang Seng turun 0,21%, begitupun dengan Strait Times yang ditutup di zona merah 0,53%.
Melansir KB Valbury Sekuritas, Cina melaporkan peningkatan sektor jasa dengan PMI Caixin di 48 pada Desember atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Selain itu, Cina sebelumnya telah mencabut pembatasan ultra ketat yang mengangkat harga minyak, yang menetralisir berita tentang pemotongan harga Arab Saudi ke Asia.
Di bursa Tanah Air, mayoritas sektor saham berada dalam zona hijau. Dipimpin oleh sektor energi dasar dengan kenaikan 1,82%. Adapun saham dari sektor energi dasar seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,02% atau 20 poin menjadi Rp 1,985 per saham.
Selanjutnya, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 5,60% atau 375 poin menjadi Rp 7.075 per saham. Terakhir, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 4,42% atau 425 poin menjadi Rp 10.050 per saham.
Sektor saham lainnya yang berada dalam zona hijau seperti sektor energi naik 1,40%, sektor teknologi naik 0,45%, sektor transportasi naik 0,92%, sektor industri naik 0,69%, sektor non primer naik 0,95%, sektor properti naik 0,52% dan sektor kesehatan naik 0,05%.
Sedangkan sektor primer turun 0,30%, sektor infrastruktur turun 0,84%, dan sektor keuangan turun 0,38%.
Riset Phintraco Sekuritas menyebutkan, dari dalam negeri, sentimen positif berasal dari kenaikan cadangan devisa sebesar 2,39% month on month ke US$ 137.2 per akhir Desember 2022. Kondisi ini jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Dari eksternal, mayoritas indeks regional menguat di Jumat (6/1) merespon relaksasi kebijakan pinjaman oleh pengembang properti di Tiongkok.
Sentimen positif lain adalah berlanjutnya rebound harga minyak. IHSG berpotensi melanjutkan rebound ke 6.740-6.770 pada perdagangan Senin (9/1).