Hillcon Bantah IPO Tertunda Tahun Lalu Karena PKPU Anak Usaha

Katadata/Patricia Yashinta Desy Abigail
Manajemen PT Hillcon Tbk
13/1/2023, 19.48 WIB

PT Hillcon Tbk menepis alasan tertundanya penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Juli 2022 lalu karena permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang atau PKPU anak perusahaannya. Hillcon kembali melanjutkan aksi korporasi tersebut dan akan melantai di bursa saham Februari mendatang. 

"Alasan IPO tertunda bukan karena PKPU tapi karena timetable yang gak keburu," kata Direktur Keuangan Hillcon, Jaya Angdika saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (13/1). 

Sebagaimana diketahui, anak perusahaan yang terseret PKPU yaitu PT Hillconjaya Sakti oleh PT Intraco Penta Prima Servis yang merupakan anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA). Permohonan PKPU terdaftar dengan nomor perkara 155/Pdt. Sus-PKPU/2022/PN Niaga Jkt.Pst. 

Hillcon akan melepas sebanyak 442,3 juta saham biasa dengan nillai nominal Rp 100 per saham. Jumlah tersebut setara 15% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Jumlah saham yang ditawarkan juga lebih rendah dari rencana awal sebanyak 2,21 miliar saham. 

Menurut prospektus, Hillcon menawarkan harga saham di kisaran Rp 1.250 sampai Rp 2.000. Sehingga, dari IPO tersebut, perusahaan berpotensi meraih dana hinggs Rp 884,6 miliar. Seluruh dana hasil dari IPO ini akan digunakan perseroan untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan anak, yaitu Hillconjaya Sakti atau HS.

Setelah IPO, Jaya membeberkan pendapatan di tahun ini akan mencapai Rp 6 triliun dengan perolehan laba bersih senilai Rp 1 triliun. Adapun strategi perseroan untuk mencapai target tersebut dengan meningkatkan volume produksi nikel sembilan juta ton pada 2022 dan 15 juta ton pada 2023. 

"Strategi pencapaian target dengan meningkatkan volume produksi, didukung tiga pelanggan baru yang sudah masuk ke pipeline perseroan, kita kejar 15 juta ton," katanya.

Namun, dirinya belum dapat menyampaikan secara lanjut kontrak pelanggan baru itu. Tetapi Jaya membeberkan rata-rata kontrak baru memiliki jangka waktu tiga tahun bahkan dirinya optimis akan ada perpanjangan kontrak. 

"Mereka akan melakukan eksplorasi untuk pembukaan penambangan baru, setelah itu kontraknya pasti lanjut lagi atau diperpanjang," ujar dia. 

Pada kesempatan sama, Direktur Utama Hillcon, Hersan Qiu, mengatakan bahwa perseroan mempersiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) berkisar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun.

Hersan menyampaikan belanja modal itu akan bersumber dari hasil dana IPO, namun perseroan akan meminjam ke bank atau multifinance jika dana hasil IPO tidak mencukupi. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail