PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) optimistis, iklim investasi di Indonesia tetap tumbuh positif meskipun memasuki tahun politik di 2023.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengatakan Indonesia telah melalui berbagai perhelatan pesta demokrasi. Nyatanya, hal ini tidak mempengaruhi aktivitas investasi di Indonesia. Menurutnya, jika stabilitas dan iklim politik terjaga, maka inveestor akan melihatnya sebagai hal yang positif.
"Kalau spending-nya bagus investor bisa lihat Indonesia positif nih. Investor akan berpikir 'siapapun presidennya, saya berani menginvestasikan uang saya' itu akan otomatis," katanya kepada wartawan setelah konferensi pers, Selasa (24/1).
Andry juga menilai, stabilitas politik menjadi kunci bagi investor tetap percaya menanamkan modalnya. "Coba teman-teman bayangin, you have Rp 1 triliun terus politiknya gonjang ganjing, tenang gak tuh naro itu? Itu yang Indonesia bisa jual, stabilitas politik 2023, bahkan spending yang meningkat."
Andry optimis, Indonesia tetap menjadi salah satu negara yang menarik untuk para investor. Selain itu pemulihan Covid 19 turut menjadi katalis positif untuk berinvestasi di Indonesia.
Berkenaan dengan optimisme itu, Mandiri Sekuritas memprediksi, indeks harga saham gabungan (IHSG) dapat mencapai level psikologis 7.510 tahun ini.
Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh normalisasi pertumbuhan laba bersih, khususnya di sektor komoditas. Lonjakan harga komoditas yang sebelumnya berimbas signifikan pada perolehan laba di sektor ini, diperkirakan mulai kembali normal.
Selain itu, dia mengatakan proyeksi IHSG tersebut berdasarkan perkiraan pertumbuhan laba per saham atau earnings per share atau EPS yang diproyeksikan akan tumbuh di kisaran 5%.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong seluruh pihak untuk terus menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam memasuki tahun politik 2024. Presiden juga memperingatkan agar pesta demokrasi tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jangan sampai kegentingan global ini ada, kemudian kita masuk ke tahun politik kemudian mengguncangkan sisi ekonomi. Mengembalikannya (pertumbuhan ekonomi) itu sangat sulit sekali dalam posisi dunia yang tidak pasti, yang sulit diprediksi, yang sulit dikalkulasi seperti yang kita lihat saat ini,” kata Presiden.