Pertamina Geothermal Akan Terbitkan Global Bond, Incar Dana Rp 11,8 T

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama. Covid-19
Ilustrasi. Pertamina Geothermal berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar atau global bond senilai US$ 600 juta sampai SU$ 800 juta
Penulis: Zahwa Madjid
2/2/2023, 12.30 WIB

PT Pertamina Geothermal Energy berencana menerbitkan surat utang senior berdenominasi dolar senilai US$600 juta sampai dengan US$800 juta. Nilai itu setara dengan Rp 8,9 triliun sampai dengan Rp 11,8 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.839 per dolar AS.

Penerbitan surat utang tersebut masuk dalam rencana di prospektus penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan. PGE akan mengeksekusi penerbitan global bond di semester pertama tahun 2023 melalui pasar modal internasional. 

Penerbitan surat utang global tersebut dilakukan tanpa melalui penawaran umum di luar wilayah Indonesia dan tidak ditawarkan kepada investor Indonesia, baik individu maupun bentuk hukum lainnya. 

Sehingga, tidak dilakukan dengan tunduk pada POJK No. 30/POJK.04/2019 tentang Penerbitan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk yang Dilakukan Tanpa Melalui Penawaran Umum.

Nilai surat utang global yang akan diterbitkan diperkirakan mewakili 20% sampai dengan 50% dari ekuitas perseroan setelah penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). 

Dalam prospektus tersebut, tercantum rasio jumlah aset kewajiban terhadap jumlah aset 0,5 kali. Sedangkan rasio kewajiban terhadap ekuitas 0,9 kali. Rasio cakupan utang (DSCR) 10,2 kali. Lalu rasio cakupan bunga (ICR) 27,2 kali.

Dana hasil penerbitan surat utang global akan digunakan utamanya untuk pelunasan facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara perusahaan dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai facility agent.

"Pelaksanaan penerbitan Surat Utang Global termasuk jangka waktu serta syarat dan ketentuan penerbitan lainnya tetap bergantung pada kondisi pasar dan faktor-faktor lainnya," bunyi prospektus tersebut. 

Sebagaimana diketahui, PGE saat ini telah memulai periode penawaran awal (book building) sampai dengan 9 Februari 2023 dengan menawarkan harga saham Rp 820 sampai Rp 945 per saham.

Perusahaan melepas sebanyak 10,35 miliar saham ke publik atau setara 25% dan menargetkan perolehan dana IPO senilai Rp 9,78 triliun. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga menjangkau investor asing, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa.

Nantinya,  calon emiten yang akan dicatatkan dengan kode saham PGEO berencana menggunakan sekitar 85% dana hasil IPO untuk pengembangan usaha sampai 2025.

Dengan rincian, sekitar 55% sebagai capital expenditure atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGE, dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing PGE.

Sedangkan 15% sisa dana hasil IPO atau maksimal US $100 juta untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara PGE dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal, dan Bank Mandiri sebagai facility agent. 

Reporter: Zahwa Madjid