BEI Catat Ada 38 Perusahaan Dalam Pipeline IPO Nilai Emisi Rp 48,4 T

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (2/1/2023). Pada pembukaan perdagangan saham di awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8,51 poin atau 0,12 persen ke 6.842,11.
3/2/2023, 10.23 WIB

Terdapat 38 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini. Dari jumlah perusahaan tersebut, perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp 48,4 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan terdapat 11 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI pada sepanjang 2023.

"Dari 38 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, terdapat anak perusahaan BUMN," katanya kepada wartawan, dikutip Jumat (3/2).

Rincian sektornya yaitu tiga perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan sektor industri, dan lima perusahaan dari sektor transportasi dan logistik. Lalu satu perusahaan dari sektor konsumer non primer, delapan perusahaan konsumer primer, dan tujuh perusahaan dari sektor teknologi.

Selanjutnya tiga perusahaan dari sektor kesehatan, dua perusahaan dari sektor energi, dan perusahaan dari sektor keuangan. Adapun tiga perusahaan dari sektor properti dan real estate, serta tiga perusahaan dari sektor infrastruktur.

Dari data tersebut, perusahaan pada sektor konsumer primer dan sektor teknologi paling banyak pada pipeline pencatatan saham.

Nyoman juga menjabarkan saat ini terdapat sepuluh perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Avianna Sinar Abadi Tbk (IRSX), dan PT Haloni Jane Tbk (HALO).

Lalu ada PT Hillcon Tbk (HILL), PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP), dan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ). Lalu PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK), PT Vastland Indonesia Tbk (VAST), PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING), dan PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR).

Sebelumnya BEI menargetkan pencatatan 70 efek baru di tahun 2023. Pencatatan tersebut sudah termasuk pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).

Target tersebut dikemukakan manajemen BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2023 dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (26/10). BEI juga menargetkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa pada tahun 2023 akan mencapai Rp 14,75 triliun. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail