Kekayaannya Turun Rp 969 Miliar, Low Tuck Kwong Kembali Borong Saham

Forbes Asia/Muhammad Fadli
Low Tuck Kwong
Penulis: Zahwa Madjid
21/2/2023, 08.05 WIB

Konglomerat Low Tuck Kwong kembali memborong saham perusahaan pertambangan baru bara miliknya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Orang terkaya nomor dua di Indonesia menurut Forbes ini merogoh kocek hingga Rp 13,93 miliar untuk transaksi tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pria yang kerap disapa Dato’ Low Tuck Kwong membeli 742.200 saham dengan harga rata-rata Rp 18.763,31 setiap sahamnya. 

Secara kalkulasi, raja batu bara ini menggelontorkan dana sebesar Rp 13,9 miliar untuk menambah kepemilikan sahamnya di BYAN. Melalui transaksi ini kepemilikan Low Tuck Kwong di BYAN meningkat menjadi 20,32 miliar saham atau setara 60,9%.

Transaksi tersebut dilakukan dengan tujuan investasi dan berlangsung pada 13-17 Februari 2023.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi borong saham oleh Low Tuck Kwong juga dilakukan pada awal tahun. Low Tuck Kwong juga membeli sebanyak 2,37 juta saham BYAN, dengan nilai pembelian Rp 20.033,30 per saham pada Januari lalu.  

Pada pembelian ini, Low Tuck Kwong merogoh kocek senilai Rp 47,5 miliar untuk investasi pada saham BYAN yang dilakukan pada periode 16-20 Januari 2023. 

Setelah transaksi tersebut, porsi kepemilikan saham Low Tuck Kwong di BYAN bertambah menjadi 20,319 miliar saham atau setara 60,96%, dari 20,316 miliar saham atau setara 60,95% kepemilikan. 

Merujuk data Real Time Billionaires Forbes, pada Senin (20/2) kekayaan Dato’ Low Tuck Kwong mencapai US$ 25,5 miliar atau turun US$ 640 juta, atau sekitar Rp 969 miliar. Posisi itu masih menempatkannya sebagai orang terkaya kedua di Indonesia dan peringkat ke-66 di dunia. 

Saat ini, orang terkaya pertama di Indonesia adalah kakak beradik, R.Budi dan Michael Hartono dengan jumlah kekayaan mencapai US$ 47,7 miliar.

Pada perdagangan Senin (20/2), harga saham BYAN juga turun 1,48% ke level Rp 18.300  per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 610 triliun. 

Reporter: Zahwa Madjid