BNP Paribas Asset Management akan mengeluarkan produk investasi berbasis Environmental, Social, dan Governance atau ESG tahun ini. Hal tersebut guna mendukung kebijakan pemerintah Indonesia yang tengah gencar dalam mengembangkan nilai-nilai ESG ke berbagai bidang.
Direktur dan Head of Marketing and Product Development BNP Paribas Maya Kamdani mengatakan, produk ESG ini diharapkan dapa meningkatkan dana kelolaan perusahaan.
"Kami berencana merilis produk baru berbasis ESG dalam waktu dekat, ditunggu saja. Selain itu, kami akan merilis produk berbasis non ESG juga," kata Maya kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat (3/3).
Maya menyampaikan jumlah indeks berbasis ESG pada 2022 meningkat hingga 55% atau menjadi 5.000 pada indeks global di seluruh kelas aset. Hal tersebut membuktikan ada peningkatan setiap tahunnya, di mana pada 2021 indeks berbasis ESG naik 43,5%.
Selain itu ESG-assets under management (AUM) naik signifikan dan diperkirakan akan terus bertumbuh. Maya menyebut ESG-AUM secara global diperkirakan tumbuh melebihi US$ 41 triliun pada 2021 dan US$ 50 triliun pada 2025 mendatang.
Menurutnya, jika ingin menarik investor asing penerapan ESG harus difokuskan. Alasannya karena dunia sedang berlomba-lomba untuk menerapkan ESG bahkan di dalam pasar modal. Adapun dia menyebutkan kepemilikan asing di saham Indonesia hingga akhir November 2022 yaitu 40,6%.
"Emiten dengan penerapan praktik ESG yang baik akan menjadi target dan fokus. Karena ini menjadi faktor pertimbangan investor asing untuk masuk ke Indonesia," katanya.
Terpisah, Direktur dan Head of Fixed Income BNP Paribas AM Djumala Sutedja memprediksi Indeks Saham Gabungan (IHSG) berada di 7.700-8.000. Dirinya mengatakan, IHSG akan pulih jika Bank Indonesia tidak mengerek suku bunga acuan.
Namun demikian secara global, kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga pastinya akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG sebagai sentimen global. Tapi, Djumala mengatakan pertumbuhan ekonomi Cina akan memberikan pengaruh positif pada pergerakan IHSG.