Indeks-indeks utama Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Selasa (7/3) atau Rabu pagi WIB. Pelemahan itu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada kongres bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih besar dari yang diperkirakan sebagai upaya mengendalikan inflasi.
Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 574,98 poin atau 1,72 persen ke posisi 32.856,46 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 62,05 poin atau 1,53 persen ke 3.986,37 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 145,40 poin atau 1,25 persen ke 11.530,33 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 ditutup di zona merah, dipimpin oleh sektor keuangan yang berakhir turun 2,5 persen. Yang paling menurun paling sedikit adalah sektor kebutuhan pokok konsumen, tergerus 0,97 persen.
Di bursa AS, 11,17 miliar saham berpindah tangan, naik dari rata-rata 10,98 miliar untuk 20 sesi terakhir.
Powell memicu investor saham melarikan diri seiring langkahnya yang disinyalir akan menaikkan suku bunga lebih besar. Jika data ekonomi di masa depan menunjukkan tindakan yang lebih keras untuk mengendalikan kenaikan harga.
Pernyataan tersebut mengikuti data terbaru yang menunjukkan kenaikan inflasi yang tidak terduga pada Januari dan kenaikan pekerjaan yang luar biasa besar untuk bulan tersebut.
Pedagang secara dramatis meningkatkan taruhan mereka untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret setelah komentar Powell. Di mana pasar uang berjangka terakhir memperkirakan peluang lebih dari 70 persen dari langkah tersebut, naik dari sekitar 31 persen sehari sebelumnya.
Sementara banyak investor khawatir bahwa The Fed akan mempertimbangkan suku bunga yang lebih tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
"Dari sudut pandang risiko, investor harus menghitung ulang keinginan mereka untuk berinvestasi dengan paradigma baru ini," kata Adam Sarhan, kepala eksekutif 50 Park Investments, yang berbasis di Orlando, Florida.
Powell yang akan memberikan kesaksian lagi pada Rabu di depan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, juga menambahkan bahwa The Fed tidak akan mempertimbangkan untuk mengubah target inflasi 2,0 persen.
Data yang mempengaruhi jalur kenaikan suku bunga Fed akan mencakup penambahan gaji nonpertanian pada Jumat (10/3) yang diawasi ketat untuk Februari. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 200.000 pekerjaan dibandingkan dengan 517.000 pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan yang dilaporkan pada Januari.
Sementara para pedagang membalikkan taruhan untuk mendukung kenaikan suku bunga 50 basis poin bulan ini, Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments, mengatakan besarnya kenaikan akan bergantung pada data penggajian yang akan datang dan angka inflasi.
Sementara itu, imbal hasil surat utang AS dua tahun, yang paling mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, mencapai 5,0 persen untuk pertama kalinya sejak Juli 2007.
Meningkatnya imbal hasil obligasi cenderung membebani valuasi ekuitas, terutama saham pertumbuhan dan teknologi, karena suku bunga yang lebih tinggi mengurangi nilai arus kas masa depan.
Senada dengan Bursa AS, Bursa Eropa juga ditutup merosot pada hari Selasa, setelah kesaksian kongres Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga AS.
Indeks Stoxx 600 Eropa ditutup 0,77%, FTSE 100 turun 0,13%, DAX turun 0.6%, CAC 40 Perancis turun 0,46%.
Sementara itu Bursa Asia Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa, di mana investor cenderung wait and see jelang pidato Ketua bank sentral AS.
Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,25% ke posisi 28.309,199, Straits Times naik 0,18% ke 3.245,27, ASX 200 terapresiasi 0,49% ke 7.364,7, dan KOSPI naik tipis 0,03% menjadi 2.463,35.
Sementara untuk indeks Hang Seng ditutup melemah 0,33% ke 20.534,48, Shanghai Composite ambles 1,11% ke 3.285,1, dan Indeks Harga Saham Gabungan berakhir terkoreksi 0,59% menjadi 6.766,76.