Emiten teknologi, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya. Jumlah yang di PHK sebanyak 600 orang atau sekitar 5,6% dari total karyawan yang berjumlah 10.541 orang.
GOTO tak mengadakan townhall karyawan untuk mengumumkan informasi ini, mereka menyampaikan keputusan perusahaan lewat email yang disampaikan pimpinan kepada karyawan.
Berdasarkan keterangan manajemen GOTO, alasan keputusan PHK karena perusahan fokus melalukan efisiensi dan mengejar EBITDA disesuaikan positif tahun ini.
"Sejak November perusahaan membuat review agar bekerja seefisien mungkin," kata manajemen GOTO kepada beberapa media pada Jumat (10/3), di Jakarta.
Dari hasil kajian, GOTO memutuskan akan melangkah ke bisnis inti, seperti fokus pada fitus yang memberikan kepuasan layanan untuk konsumen.
Dengan pengumuman hari ini, berarti GOTO telah memangkas 1.900 karyawan. Pemangkasan karyawan ini kedua kalinya setelah emiten hasil merger Gojek dengan Tokopedia ini memangkas 1.300 karyawan pada November 2022.
Ketika itu, jumlah karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan 12% dari total tenaga kerja GoTo. Pengurangan tersebut berdampak pada semua divisi.
Manajemen GoTo mengatakan, perusahaan harus mengambil keputusan yang sulit di tengah kondisi perlambatan makro ekonomi yang terjadi.
"Tantangan makro ekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. GoTo, seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan," kata manajemen GOTO, Jumat (18/11) lalu.
Meski diakui perusahaan ini keputusan yang sulit, PHK ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih lincah dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan, sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang.
Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing.
Perusahaan juga berfokus pada layanan inti, yaitu on-demand, perdagangan elektronik atau e-commerce, dan teknologi finansial atau financial technology.
Sebagaimana diketahui, manajemen GOTO menargetkan akan mencapai torehan EBITDA yang disesuaikan atau perolehan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi akan positif di penghujung tahun ini.
Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo mengungkapkan, selain target EBITDA, margin kontribusi Grup juga ditargetkan untuk positif pada kuartal pertama 2023, empat kuartal lebih cepat dibandingkan dengan target yang disampaikan pada pedoman sebelumnya.
"Target pencapaian profitabilitas yang baru ini, akan membawa perseroan sangat dekat mencapai arus kas operasional positif," kata Andre, kepada media, Kamis malam (17/2).
Andre mengungkapkan, sepanjang tahun lalu, perseroan mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan fokus pada optimisasi pendapatan, pengelolaan beban usaha serta pengembangan berbagai produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi.
"Sebagai hasil dari pelaksanaan strategi yang terus berlangsung tersebut, perseroan akan dapat mencatatkan EBITDA yang disesuaikan menjadi positif pada kuartal empat tahun 2023," ungkap dia.