Pergerakan pasar kripto masih terus dihantui berbagai sentimen makro ekonomi. Bahkan pekan lalu kapitalisasi pasar kripto sempat anjlok di bawah US$ 1 triliun, meskipun saat ini kapitalisasi pasar kripto telah kembali di atas US$ 1 triliun pada awal pekan ini.
Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin mengungkapkan, kasus SVB kemarin memberikan dampak yang cukup signifikan kepada stablecoin USDC. Berdasarkan data Coinmarketcap pada 11 Maret 2023 USDC telah turun sebesar 8,7% di angka US$ 0,91. Namun harga USDC berangsung membaik, per Selasa (14/3) harga USDC naik di atas 4% atau di angka US$ 0,99 dan perlahan pasar kripto mulai membaik. Di mana, Rabu (15/3) ini USDC masih bertahan di US$ 0,99.
Dikutip dari analisis Pintu Academy bertajuk “Kripto Melemah di Tengah Ketidakpastian Interest Rate, & Tutupnya Silvergate, SVB” pasar kripto kembali menghijau dipengaruhi dari pernyataan Federal Reserve (Fed), Departemen Keuangan AS, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.
Signature Bank merupakan salah satu bank ramah kripto AS yang tersisa setelah Silvergate Capital Corp ditutup awal bulan ini oleh regulator keuangan negara bagian New York.
Bitcoin melonjak hampir 16%, kenaikan satu hari terbesar setelah gejolak pasar kripto selama November 2022. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak 10 November, saat kejatuhan bursa FTX.
“Pasar membaik setelah regulator turun tangan mencegah krisis keuangan yang lebih luas. Hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan investor dan mengarah pada pemulihan harga aset kripto. Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi dari sisi regulasi dan juga faktor-faktor eksternal yang mesti dilewati aset kripto untuk mengkonfirmasi apakah akan terus mengalami kenaikan harga atau sebaliknya,” ujar Timothius, Rabu (15/3).
Faktor makro ekonomi masih membayangi dan mempengaruhi harga kripto seperti aksi jual ekuitas, kekhawatiran tentang suku bunga yang lebih tinggi, dan peningkatan tindakan keras regulasi terhadap aset kripto di AS. Bahkan akibat peristiwa pekan lalu, aset kripto BTC mengalami minggu yang paling menantang sejak November 2022.
“Secara makro ekonomi sedang dalam kondisi yang unpredictable ditambah faktor ekonomi global yang turut memberi tekanan, seperti inflasi, naiknya suku bunga dari The Fed, dampak dari SVB dan Silvergate yang menjadi pemicu dan mengguncang pasar kripto.
Namun jika faktor-faktor di atas dapat terselesaikan dengan baik dan ditambah regulasi yang semakin mendukung di berbagai negara, serta berkembangnya use-cases kripto atau web3, menurut dia hal tersebut bisa dapat berpengaruh positif terhadap harga aset kripto.
Sementara itu Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, melihat ke belakang, selama empat minggu terakhir, Bitcoin naik cukup kencang. Padahal selama 12 bulan terakhir, harganya turun 34,34 persen.
Namun dia memperkirakan Bitcoin akan dihargai US$ 18.700 pada akhir kuartal ini dan US$ 14.090 dalam satu tahun, menurut proyeksi model makro ekonomi global dan ekspektasi analis.
“Kenaikan BTC saat ini merupakan pengalihan aset sementara, yang kemungkinan tidak akan bertahan lama. Begitu Bank AS yang bermasalah mendapat suntikan dana dari Pemerintah, BTC kemungkinan akan turun kembali,” katanya.
Sutopo pun menilai, tren investasi masih akan tetap sama di mana investasi yang rendah resiko masih akan menarik perhatian. Sedangkan untuk investasi kripto yang tinggi resiko menurutnya investor harus bisa bijaksana. Jangan sekedar FOMO atau Fear Of Missing Out alias rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.
"Investasi (Bitcoin) untuk jangka pendek iya dan bikin FOMO sesaat, tapi harus hati-hati karena masih akan turun kembali," kata dia.
Berdasarkan Coinmarketcap Rabu (15/3) pukul 10.30 WIB, kripto papan atas seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masih melanjutkan kenaikan. BTC naik 1,51 persen ke posisi US$ 24.786,54 dan ETH juga menguat 1,61 persen menjadi US$ 1.707,63.