Kinerja 2022 Moncer, Mitratel Rencanakan Tebar Dividen Lebih dari 70%

Katadata/Intan Nirmala Sari
Mitratel
17/3/2023, 05.38 WIB

Sukses membukukan kinerja moncer sepanjang 2022, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau yang dikenal Mitratel berencana membagikan dividen lebih besar kepada pemegang saham. Jika dalam prospektus, perusahaan dengan kode emiten MTEL tersebut mematok batas maksimal dividen 70%, kali ini rencananya akan lebih tinggi. 

"Kami terpikirkan bonus dividen akan on top dari 70%. Nanti kami ajukan proposal saat April 2023 (RUPST)," kata Direktur Investasi dan Sekretaris Perusahaan Mitratel, Hendra Purnama di Ubud, Kamis (17/3).

Hal tersebut dibenarkan Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko yang memastikan bahwa pihaknya tidak akan ingkar janji untuk membagikan dividen. Bahkan, dia menyebutkan bahwa emiten yang baru melantai tahun lalu itu ingin membagikan lebih banyak dividen. 

Rencana Mitratel tersebut, turut didukung kinerja positif perusahaan tahun lalu. Di mana, perusahaan menara berhasil membukukan pendapatan tumbuh 12,5% menjadi Rp 7,73 triliun pada 2022, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,87 triliun. 

Kondisi tersebut turut menopang pertumbuhan laba bersih MTEL sebanyak 29,3% ke level Rp 1,78 triliun per Desember 2022. 

"Revenue tumbuh solid ini diperoleh dari tenant (penyewa) kami yang tumbuh masif 22% di kinerja operasional," kata Direktur Keuangan dan Manjemen Risiko Mitratel, Ian Sigit Kurniawan dalam kesempatan yang sama.

Di samping itu, sepanjang tahun lalu perusahaan berupaya menekan operating expenditure (opex) hingga 7%. Berbagai kondisi tersebut, turut menjadikan EBITDA Mitratel tumbuh 18,5%.

Sepanjang 2022, MTEL sudah merampungkan akuisisi lebih dari 6.000 menara. Teranyar, pada 1 Maret 2023, perusahaan baru merampungkan proses akuisisi tower PT Indosat Ooredo Hutchison sebanyak 997 menara, dengan nilai mencapai Rp 1,6 triliun. 

Selain itu, Mitratel juga membangun solar panel di 615 lokasi tower base transceiver station (BTS) miliknya, yang diklaim mampu menghemat biaya 15% hingga 20%. Apalagi penggunaan solar panel dan baterai mampu bertahan hingga tiga hari dalam kondisi tanpa matahari.

Kebanyakan site menara telekomunikasi yang memakai solar berada di kawasan Maluku. Sedangkan BTS yang menggunakan sumber listrik dari PLN, solar panel dan genset beradai di Bukit Tengah, Bali dan Brebes, Jawa Tengah. 

"Kunci pertumbuhan fundamental perusahaan didorong oleh 58% menara di luar Jawa, dengan menambah colocation dan meningkatkan rasio tenant," kata Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel, Pratignyo Arief Budiman. 

Target Masif 2023

Kinerja positif tahun lalu membuat Mitratel kian optimistis terhadap prospek kinerja 2023. Rencana akuisisi, hingga ekspansi masuk ke dalam rencana kerja tahun ini, demi mengingcar pertumbuhan pendapatan 11%, disertai dengan pertumbuhan EBITDA yang juga 11%.

Berdasarkan perhitungan Katadata.co.id, jika tahun lalu emiten menara ini berhasil membukukan pendapatan Rp 7,73 triliun, maka tahun ini berpotensi menjadi Rp 8,58 triliun. Sedangkan untuk EBITDA yang tahun lalu Rp 6,14 triliun, diproyeksi tumbuh menjadi Rp 6,81 triliun.

"Driver-nya kami akan menambah tenant organik sebanyak 4.000, sedangkan inorganik 1.500 tenant. Kita akan beli-beli aset di mobile operator," kata Dirut yang akrab disapa Teddy. 

Adapun target belanja modal untuk 2023 disiapkan sebanyak Rp 7 triliun, dengan peruntukkan ekspansi hingga akuisisi perusahaan. Di mana, Mitratel berencana ekspansi dengan membangun 13 ribu kilometer jaringan fiber optic sepanjang tahun ini.

Sekitar 57% atau Rp 4 triliun anggaran belanja modal Mitratel tahun ini berasal dari sisa dana IPO pada 22 November 2021 lalu. Sebagai informasi, MTEL berhasil mengantongi dana segar sebanyak Rp 18,79 triliun dari aksi korporasinya tersebut di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, perusahaan bakal menggunakan kas hasil kinerja untuk menambah kebutuhan belanja modal.