Kendati ekonomi AS hanya tumbuh 1,1% pada kuartal I 2023 atau diluar ekspektasi, namun hal itu ternyata tak membuat Bursa saham Amerika Serikat rontok.
Bursa Wall Street pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) justru menguat tajam berkat laporan kuartalan yang kuat dari induk Facebook Meta Platforms Inc. Laporan itu berhasil mengimbangi pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam yang melambat secara signifikan selama tiga bulan pertama tahun ini.
Dow Jones Industrial Average naik 524,29 poin atau 1,57% ke 33.826,16, Indeks S&P 500 naik 79,36 poin atau 1,96% ke 4.135,35, bahkan Nasdaq Composite melonjak 287,89 poin atau 2,43% ke level 12.142,24
Harga saham Meta ditutup naik 13,9% setelah menyentuh level tertinggi mereka dalam lebih dari setahun. Induk usaha Facebook dan Instagram ini memperkirakan pendapatan triwulanan di atas perkiraan.
CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan, AI meningkatkan lalu lintas ke layanannya dan meningkatkan penjualan iklan. Akibatnya, indeks layanan komunikasi S&P 500 berakhir naik 5,5% yang merupakan kenaikan persentase satu hari terbesar sejak Februari 2022. Bersama dengan Meta, indeks ini mendapat dorongan dari Alphabet Inc, yang melaporkan hasil optimistis di awal pekan.
"Penghasilan Facebook dan pendapatan emiten kapitalisasi besar yang lebih luas terus mengejutkan dan mengangkat pasar," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones yang berbasis di St. Louis kepada Reuters.
Kenaikan juga terjadi pada harga saham Amazon.com Inc yang naik 7,6% dalam perdagangan setelah jam kerja. Kenaikan dipicu laporan pendapatan kuartalan lebih cepat dari perkiraan setelah penutupan.
Indeks S&P dan Dow mencatat kenaikan persentase harian terbesar mereka sejak 6 Januari. Bahkan Nasdaq mencatat kenaikan harian terbesar sejak 16 Maret.
Dari 11 sektor utama S&P 500, layanan komunikasi memimpin kenaikan diikuti oleh konsumen diskresioner yang naik 2,8%. Sementara sektor energi mencatat kenaikan terkecil yaitu hanya 0,5%.
Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina mencatat bahwa data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis (27/4) menceritakan kisah yang kurang positif dibandingkan laporan pendapatan.
Data yang dirilis kemarin menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS melambat lebih dari yang diharapkan pada kuartal pertama. Percepatan belanja konsumen diimbangi oleh bisnis yang mengurangi investasi inventaris.
"Data makro pagi ini sangat negatif. Dengan pasar naik sebanyak ini setelah rilis data, menunjukkan bahwa investor melihat di luar makro. Laporan pendapatan sangat bagus. Jelas bukan kegembiraan yang tidak rasional," kata Zaccarelli.
Bahkan ketika pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih lambat mencerminkan hambatan dari investasi inventaris yang lemah, Federal Reserve masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pekan depan.