Langkah perusahaan afiliasi Softbank, SVT GT Subco yang kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diharapkan tidak terlalu menggoyahkan investor lainnya.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, investor institusi sering melepas saham yang sama atau beli saham yang sama secara berkala untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Namun investor menurutnya tidak perlu terlalu mencermati itu. Sebab yang lebih penting adalah mencermati fundamental emiten tersebut, termasuk prospek bisnis serta valuasinya.
“Softbank jual atau beli sahamnya tidak penting. Mereka akan melakukan investasi berdasarkan pedoman investasi mereka dan strategi mereka dan untuk memenuhi kewajiban banknya sendiri. Investor tidak perlu terlalu mencermati itu,” katanya kepada Katadata.co.id dikutip Sabtu (20/5).
Memang secara kinerja, posisi keuangan GOTO masih mengalami kerugian. Namun kerugiannya makin turun dan posisi laba makin membaik. Apalagi ekspektasinya tahun ini GOTO bisa mengubah labanya yang negatif menjadi positif.
“Jadi ini katalis yang positif sebagai investor,” ujar Arjun.
Selain itu secara valuasi, Arjun menilai GOTO juga lumayan menarik. Misalnya secara rasio price to book value, saham GOTO tergolong undervalued dibandingkan rata-rata emiten di sektor teknologi. Padahal GOTO merupakan emiten teknologi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
“Jadi menurut saya GOTO saat ini masih menarik untuk dikoleksi sebagai investor dengan target harga Rp 170 per saham,” kata ia.
Senada, Analis Mirae Asset Sekuritas Jennifer A Harjono mengatakan bahwa untuk prospek GOTO, investor bisa lebih fokus ke fundamental perusahaan. Adapun dua komponen yang paling besar terhadap beban operasional yakni sumber daya manusia dan IT.
Dengan PHK massal sebanyak 1.300 karyawan pada November lalu, bisa dilihat penurunan biaya yang signifikan di kuartal pertama 2023. Lalu berlanjut dengan 600 orang pada Maret 2023, diharapkan bisa terjadi efisiensi biaya yang lebih besar lagi mulai kuartal dua 2023.
Sedangkan dari segi IT, manajemen mengklaim bahwa mereka melakukan efisiensi biaya, serta berusaha menciptakan perusahaan yang lebih ramping.
Peningkatan biaya platform di Tokopedia juga akan membantu peningkatan ambil tarif segmen di e-Commerce. Saat ini e-Commerce merupakan kontributor utama dari pendapatan bersih GOTO.
Namun dalam jangka panjang GoTo Financials akan menjadi mesin pertumbuhan dari GOTO. Hal menarik lainnya yang dapat dilihat juga adanya pelaporan segmen GoTo Logistics, yang mana dengan memili kendali atas logistik internalnya, Tokopedia dapat memiliki keunggulan kompetitif yang belum tentu dimiliki pesaingnya.
“Saat ini, target harga kami ada di Rp 135 per saham,” kata Jennifer.
Pada penutupan perdagangan Jumat (20/5) saham GOTO menguat 1,8% ke posisi Rp 115 per lembarnya.
Sebagai informasi, SVT GT Subco menambah catatan aksi jual saham GOTO pada Mei 2023, setelah sebelumnya dilakukan oleh Pemerintah Singapura dan Goto Peopleverse Fund atau GPF.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia pada 17 Mei 2023, SVT GT Subco kembali menjual 200 juta sahamnya GOTO. Akibat dari penjualan saham tersebut, kepemilikan Softbank di saham GOTO terdilusi menjadi 92,02 miliar atau 7,7% dari total jumlah saham dari sebelumnya sebanyak 92,2 miliar saham atau 7,79%.
Aksi jual saham yang dilakukan SoftBank pada saham GOTO sebelumnya juga dilakukan pada 30 Maret 2023 sebanyak 132,89 juta saham. Sementara, pada 31 Maret 2023 saham yang dilepas yaitu 117,08 juta saham. Penjualan saham ini dilakukan SoftBank untuk merealisasikan keuntungan atas investasi mereka.