Saham Emiten Portofolio Lo Kheng Hong Intiland Anjlok 3 Hari Berturut

Foto: Dok. SBM ITB
Investor kawakan Lo Kheng Hong
Penulis: Lona Olavia
4/6/2023, 21.20 WIB

Harga saham emiten portofolio Lo Kheng Hong, PT Intiland Development Tbk (DILD) anjlok hingga menyentuh auto reject bawah sepanjang tiga hari perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

Pada Senin (29/5) saham Intiland tercatat anjlok 6,9% ke level Rp 240, kemudian Selasa (30/5) terkoreksi 6,7% ke Rp 224, dan Rabu (31/5) lagi-lagi terjun 6,2% ke Rp 210 per saham.

Meski anjlok secara berturut-turut, saham DILD masih menguat 26,5% dalam satu bulan terakhir dan telah melonjak 42,9% dalam setahun terakhir.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, menutup perdagangan sebelum libur panjang, DILD masih ditutup terkoreksi 6,2% ke 210 dan masih didominasi dengan tekanan jual, namun volume penjualannya cenderung turun.

Para pelaku pasar dapat memperhatikan dari sisi indikator MACD dan Stochastic yang belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah.

“Waspadai apabila menembus 204 sebagai support terdekatnya, maka DILD masih rawan menguji 193-202,” kata Herditya kepada Katadata.co.id dikutip Minggu (4/6).

Sebagai informasi, investor kawakan Lo Kheng Hong memiliki 686,4 juta saham DILD atau 6,6% per 30 April 2023.

Sebelumnya, Lo Kheng Hong pernah mengulas bahwa Intiland memiliki 61 proyek dengan nilai sekitar Rp 20 triliun. Sementara itu, dalam perhitungannya Intiland memiliki utang sekitar Rp 4,5 triliun dengan kas sekitar Rp 1,5 triliun.

Berdasarkan perhitungan tersebut, Lo Kheng Hong menyebut aset properti yang dimiliki Intiland mencapai Rp 17 triliun. Kemudian nilai aset tersebut jika dibagi dengan 10 miliar saham berarti nilai per saham mencapai Rp 1.700.

“Kalau kita beli 170 itu artinya saham itu terdiskon 90% itu harga wajarnya,” ujar Lo Kheng Hong dalam acara Investalk KSPM FEB UI 2023, Senin (15/5).

Lo Kheng Hong menambahkan, Intiland juga memiliki sejumlah proyek seperti South Quarter yang terletak di TB Simatupang. Selanjutnya, ada 57 Promenade yang terletak di belakang Plaza Indonesia.

Lo Kheng Hong juga menyebut Intiland menjadi pengembang pertama yang melakukan reklamasi di Pantai Mutiara. Berikutnya ada sebuah perumahan Taman Harapan Indah yang terletak di Angke di mana Intiland sudah menjadi pengembang selama 40 tahun.

“Ada perumahan Graha Family yang di tengahnya ada lapangan golf yang tinggal sultan-sultannya Surabaya itu yang pengembangnya juga Intiland,” ucap ia.

Diketahui bahwa investor berusia 64 tahun ini mulai muncul namanya sebagai pemegang saham DILD lebih dari 5% pada tahun lalu. Sebelumnya di kanal kanal YouTube Intiland Development, sebelum membeli saham Intiland, Lo Kheng Hong mencari tahu dahulu mengenai perusahaan melalui annual report. Kala itu, ia memintanya langsung kepada sekretaris perusahaan Intiland.

“Saya ketika ingin tahu tentang Intiland, saya minta ke Ibu Theresia corporate secretary. Bu minta annual report ya bu, dikasih. Lalu mulai saya baca. Siapa sih direksinya, komisarisnya, siapa sih pemegang saham mayoritasnya. Wah mereka orang-orang baik semua. Berusaha di bidang properti hampir 50 tahun, tidak ada sedikit pun namanya yang buruk. Orang baik semuanya,” katanya.

Terkait kinerja kuartal I 2023, Intiland tercatat mampu membalikkan rugi menjadi laba Rp 30,4 miliar. Laba diperoleh seiring melesatnya pendapatan 174,3% menjadi Rp 1,5 triliun.

Meningkatnya pendapatan disokong oleh pengakuan pendapatan dari 57 Promenade dan penyerahan unit rumah Graha Natura dan gudang unit di Aeropolis Technopark. Pendapatan emiten properti ini dibagi menjadi penjualan dan juga pendapatan usaha. Rinciannya untuk penjualan tercatat segmen high rise mencapai Rp 1,2 triliun atau naik 883,6%, perumahan sebesar Rp 126,5 miliar turun 23,8%, dan kawasan industri Rp 43,4 miliar turun 59%.

Kemudian dari pendapatan usaha tercatat dari segmen fasilitas mencapai Rp 100,62 miliar atau naik 9,6%, perkantoran sebesar Rp 55,8 miliar naik 5,1%, kawasan industri sebesar Rp 23,5 miliar turun 1,5%, dan lain-lain sebesar Rp 135 miliar turun 52,4%.

Intiland dipilih oleh Lo Kheng Hong karena saham ini memiliki diversifikasi proyek properti yang cukup banyak. Beberapa di antaranya, seperti perumahan mewah di Jakarta dan Surabaya, gedung perkantoran, ritel, kawasan industri, Menara Intiland, kondominium tepi laut Regatta, dan kantor terintegrasi South Quarter.