Emiten produsen baja BUMN, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) mendapat ultimatum suspensi saham dari Bursa Efek Indonesia jika perusahaan pelat merah ini belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2022 yang telah diaudit hingga akhir bulan ini.
Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo, mengatakan saat ini perseroan sedang merampungkan laporan keuangan yang diaudit. Jika selesai, dia menyebut laporan keuangan akan disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan BEI.
Selain itu, mengenai sanksi yang dijatuhkan oleh BEI, Purwono mengaku sudah berkomunikasi ke BEI.
"Perseroan memahami ada sanksi dan denda. Denda sesuai dengan keterlambatan sudah kita bayarkan," kata Purwono, saat dihubungi Katadata.co.id, Rabu (21/6).
Sebagaimana diketahui, BEI memberikan Surat Peringatan Pertama (SP1), serta Surat Peringatan Kedua (SP2) yang disertai dengan pemberian denda sebesar Rp 50 juta kepada KRAS imbas terlambatnya penyampaian laporan keuangan.
“Apabila belum menyampaikan atau belum bayar denda, KRAS bisa di-suspend,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di depan awak media di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
Nyoman menegaskan untuk perusahaan-perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan terancam mendapat Surat Peringatan 3. "Udah SP1, udah SP2, SP2 udah ada dendanya, nanti lanjut ke SP3," katanya.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 15.28 WIB, harga saham KRAS anjlok 4,72% ke level Rp 202 dari level harga penutupan Selasa (20/6), yakni Rp 212. Saham KRAS sempat berada di zona hijau dengan menyentuh level tertinggi di Rp 216 per saham walau pun tidak bertahan lama. Sementara level terendah perdagangannya menyentuh Rp 202 per saham
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 14,91 juta dengan nilai transaksi Rp 3,10 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.330 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 200 per saham hingga Rp 216 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,91 triliun
Adapun, dari sisi pendapatan perseroan mengalami kenaikan 2,05% menjadi US$ 689,8 juta dolar AS pada kuartal I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 675,9 dolar AS.
Catatan Katadata, perusahaan BUMN yang berkantor pusat di Cilegon ini selama delapan tahun berturut-turut terus membukukan kerugian. Barulah pada tahun 2020 lalu, perusahaan mengantongi laba bersih Rp 339,28 miliar.