Saham Meta Platforms Naik Usai Luncurkan Threads Pesaing Twitter

Play Store & Katadata/Desy Setyowati
Saham Meta Platforms, induk dari Facebook dan Instagram naik usai meluncurkan media sosial baru pesaing Twitter, Threads.
Penulis: Syahrizal Sidik
6/7/2023, 15.51 WIB

Saham Meta Platforms, perusahaan induk dari media sosial Facebook dan Instagram bergerak naik pada perdagangan Rabu waktu setempat setelah meluncurkan aplikasi media sosial baru pesaing Twitter, Threads.

Saham META yang dicatatkan di bursa Nasdaq, naik 2,92% ke level US$ 294,37 setiap saham. Sedangkan, pada saat sesi pra pembukaan, sahamnya sudah naik 1,16%. Kenaikan tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar saham META terangkat ke level US$ 756,6 miliar.

Mark Zuckerberg, CEO dan salah satu pendiri Meta, mengumumkan debut Threads pada hari Rabu, menandai rilis resmi aplikasi perpesanan baru yang berfokus pada teks dari raksasa jejaring sosial.

"Threads mewakili upaya Meta untuk menangkap gelombang pengguna yang telah meninggalkan Twitter di tengah kepemilikan Tesla yang seringkali tidak dapat diprediksi dan CEO SpaceX Elon Musk," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (6/7).

Aplikasi Threads dapat diunduh secara gratis di Apple App Store dan Google Play di lebih dari 100 negara. Menariknya, saat debut perdana, Threads telah melampaui 5 juta pendaftar dalam empat jam pertamanya.

Threads membagikan pengalaman visualisasi layaknya Twitter sebagai aplikasi perpesanan sosial berbasis teks di mana pengguna dapat memposting pesan singkat yang dapat disukai, dibagikan, dan dikomentari orang lain. Namun, bedanya, aplikasi ini dapat terhubung dengan Instagram.

Orang akan dapat mengikuti akun Threads yang sama dengan yang mereka ikuti di Instagram dan membalas postingan publik lainnya dengan cara yang mirip dengan cara orang menggunakan Twitter.

Kehadiran Threads seolah menjadi angin segar di saat CEO Twitter, Elon Musk membatasi pengguna Twitter hanya akan dapat melihat sejumlah Tweet tertentu per hari.

Banyak pengguna Twitter kemudian secara terbuka mengeluh tentang kebijakan Musk yang memberlakukan apa yang disebut batas tarif sementara di Twitter. Selain itu, batasan tweet membuat aplikasi berlogo burung biru itu menjadi pengalaman yang kurang menarik bagi penggunanya.