Pasca Lantik Rosan Jadi Wamen BUMN, Bagaimana Gerak Saham BUMN Karya?

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (30/12/2022). Pada penutupan perdagangan saham di akhir tahun 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 9,45 poin atau minus 0,14 persen ke level 6.850,61.
18/7/2023, 11.37 WIB

Presiden Joko Widodo telah melantik Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rosan Perkasa Roeslani. Adapun Rosan menempati posisi Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko. 

Sementara Tiko menjabat sebagai Wakil Menteri I BUMN menggantikan Pahala Mansury yang digeser menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. 

Alhasil Rosan akan menggantikan posisi Tiko untuk memegang beberapa perusahaan BUMN sesuai dengan pembagiannya di Peraturan Menteri (Permen) BUMN Nomor PER-01/MBU/03/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian BUMN, tertulis mengenai fungsi Wakil Menteri II.

Dalam Permen tersebut, Rosan Roeslani akan memantau beberapa perusahaan pelat merah dari berbagai sektor, salah satunya BUMN Karya. Bagaimana pergerakan saham BUMN Karya pasca masuknya Rosan Roeslani menjadi Wakil Menteri II BUMN? 

Setelah merangkum pergerakan saham dari 10 BUMN Karya, sebanyak enam saham perusahaan anjlok. Lalu tiga perusahaan sahamnya bergerak datar dan satu saham yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih dalam masa suspensi oleh Bursa Efek indonesia (BEI). Berikut daftarnya:

1. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 10.37 WIB, harga saham WIKA anjlok 3,30% ke level Rp 498 dari level harga penutupan Senin (17/7), yakni Rp 515. Dari awal pembukaan perdagangan, saham WIKA sudah terkoreksi bahkan menyentuh Rp 496 sebagai harga terendah. Namun sempat naik walau tidak lama ke level Rp 525 per saham sebagai harga tertinggi.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 19,29 juta dengan nilai transaksi Rp 9,74 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.312 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 496 per saham hingga Rp 525 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 4,47 triliun.

2. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)
Harga saham WTON melemah 0,65% ke level Rp 153 dari level harga penutupan kemarin Rp 154. Padahal saat pembukaan perdagangan, sahamnya melaju hingga menyentuh Rp 156 sebagai harga tertinggi.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 9,18 juta dengan nilai transaksi Rp 1,42 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 419 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 152 per saham hingga Rp 156 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,33 triliun.

3. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)
Harga saham WEGE merosot 2,80% ke level Rp 104 dari harga penutupan, yakni Rp 107 kemarin. Sahamnya sempat naik saat pembukaan perdagangan. Adapun, level tertingginya yaitu Rp 109 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 39,08 juta dengan nilai transaksi Rp 4,01 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.573 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 103 per saham hingga Rp 109 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 995,49 miliar

4. PT Adhi Karya Tbk (ADHI)
Lalu harga saham ADHI jatuh 2,86% ke level Rp 510 dari harga penutupan kemarin Rp 525 per saham. Saham ADHI sempat menyentuh level tertinggi di Rp 535 per saham walau harus berada di zona merah lagi.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 30,71 juta dengan nilai transaksi Rp 15,48 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.185 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 500 per saham hingga Rp 535 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 4,29 triliun.

5. PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP)
Pada perdagangan hari ini, saham ADCP mengalami pergerakan yang datar di level Rp 61. Walaupun saat pembukaan sahamnya sempat berada di zona hijau di level Rp 63 sebagai harga tertinggi dan Rp 60 sebagai harga terendah.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 7,51 juta dengan nilai transaksi Rp 460,02 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 243 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 60 per saham hingga Rp 63 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,36 triliun.

6. PT PP Tbk (PTPP)
Harga saham PTPP terkoreksi 1,55% ke level Rp 635 per saham, dibandingkan harga penutupan Rp 645. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 13,83 juta dengan nilai transaksi Rp 8,94 miliar.

Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.130 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 635 per saham hingga Rp 660 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,94 triliun.

7. PT PP Presisi Tbk (PPRE)
Harga saham PP Presisi anjlok 1,87% ke level Rp 105 dari penutupan perdagangan kemarin Rp 107 per saham. Adapun sahamnya sempat menyentuh angka tertinggi di level Rp 108 per saham.

Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,46 juta dengan nilai transaksi Rp 155,04 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 141 kali, dengan rentang harga penjualan berkisar Rp 105 per saham hingga Rp 108 per saham. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 1,07 triliun.

8. PT PP Properti Tbk (PPRO)
Berdasarkan data perdagangan, saham PP Properti bergerak stagnan dari awal perdagangan hingga pukul 11.00 WIB. Sahamnya masih bertahan di level Rp 50 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 16,1 ribu dengan nilai transaksi Rp 805 ribu. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 9 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 3,08 triliun.

9. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Sama seperti PP Properti, saham Waskita Beton terpantau mengalami pergerakan datar atau stagnan. Saham perusahaan hingga pukul 11.00 WIB masih betah berada di level 50 per saham. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 117,8 ribu dengan nilai transaksi Rp 5,89 juta. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 13 kali.

10. PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
Perdagangan efek Waskita Karya saat ini masih dalam masa suspensi. Adapun BEI menjatuhkan sanksi suspensi sebab menunggak pembayaran obligasi.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail