Sejumlah investor global kembali mengoleksi kepemilikan sahamnya di perusahaan teknologi PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Aksi beli tersebut dilakukan oleh JP Morgan, Blackrock Inc dan Nomura yang membuat saham GOTO mencetak reli dalam empat hari berturut-turut dengan kenaikan 11,32% dan jumlah saham diperdagangkan sebanyak 5,26 miliar.
Berdasarkan data Bloomberg, akumulasi terbesar dilakukan oleh JPMorgan Chase & Co yang menambah 1,54 miliar saham pada perdagangan Senin (17/7) kemarin. Dengan menggunakan harga terendah GOTO dalam sepekan terakhir, akumulasi dari JPMorgan setidaknya bernilai Rp 161 miliar. JPMorgan saat ini menggenggam 3,07 miliar saham GOTO.
BlackRock Inc juga melaporkan pembelian 747,47 juta saham GOTO pada 14 Juli 2023 sehingga totalnya menjadi 19,46 miliar saham. Terakhir, ada Nomura yang mengakumulasi 38,91 juta saham GOTO sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 40,73 juta saham.
Pada periode 12-14 Juli 2023 tercatat pelaku pasar asing melakukan pembelian saham atau net foreign buy saham GOTO senilai Rp 59,3 miliar. Rinciannya, Rabu 12 Juli 2023, asing melakukan net buy sebesar Rp 31,2 miliar.
Kemudian sehari setelahnya, asing kembali membeli bersih saham GOTO senilai Rp 16,8 miliar. Terakhir, Jumat 14 Juli 2023, asing melakukan beli saham senilai Rp 11,3 miliar. Total nilai transaksi saham GOTO secara keseluruhan baik investor lokal maupun asing selama empat hari tersebut mencapai Rp 613,39 miliar.
Minat asing terhadap saham teknologi memang terlihat dalam pergerakan pasar modal global. Indeks Nasdaq Composite (IXIC) yang berisi saham-saham teknologi, telah melesat 35,88% sejak awal tahun. Riset Jefferies menyebutkan pasar saham AS sejatinya lebih rentan terhadap potensi penurunan laba bersih yang akan datang dengan adanya ancaman resesi setelah reli dari level terendah Oktober lalu.
“Namun, sektor teknologi memiliki narasi baru yang kuat untuk dirayakan dalam bentuk AI, yang menciptakan potensi baru di tengah adanya ancaman penurunan kinerja ekonomi” tulis riset tersebut, dikutip Selasa (18/7).
Sedangkan, Analis CGS-CIMB Sekuritas Ryan Winipta dalam laporan risetnya menyebutkan EBITDA yang disesuikan GOTO akan semakin membaik di kuartal II-2023. Dia memperkirakan rugi EBITDA yang disesuaikan GOTO turun menjadi Rp 1,1 triliun di kuartal II-2023 dari posisi rugi Rp 1,59 triliun pada kuartal I-2023.
Setidaknya ada tiga faktor yang disorot riset CGS-CIMB tentang GOTO. Pertama, upaya monetisasi yang dilakukan perseroan dengan menaikkan jasa per transaksi dari Rp 1.000 menjadi Rp 2.000-3.000 sejak Mei 2023. Kedua, komisi di segmen Business to Consumer (B2C) berhasil ditingkatkan sekitar 50-100 basis poin (bps). Ketiga, kemampuan manajemen menekan biaya.
Di luar dari peningkatan monetisasi, perseroan diprediksi mampu menekan berbagai biaya promo. Jika di kuartal I-2023, beban promosi mencapai Rp 2,6 triliun, maka di kuartal II-2023 diestimasikan dapat turun ke Rp 2,4 triliun. Ketiga faktor tersebutlah yang berpotensi membuat bottom-line GOTO membaik.
Perbaikan EBITDA disesuaikan juga didukung atas keberhasilan GOTO memotong sejumlah biaya, seperti biaya marketing, dan biaya-biaya lainnya. Semuanya diprediksi tercermin dalam laporan keuangan kuartal II-2023.
“GOTO diperkirakan dapat memangkas rugi EBITDA senilai Rp 500 miliar pada kuartal II-2023 dan mulai mencatatkan EBITDA disesuaikan positif pada kuartal IV-2023,” tulisnya.
CIMB Sekuritas mempertahankan rekomendasi akumulasi (add) saham GOTO dengan target harga Rp 130 per saham. Hingga sesi pertama perdagangan Selasa berakhir, saham gabungan Gojek dengan Tokopedia ini terkoreksi 2,54% ke level Rp 115 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 136,20 triliun.