Bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada Senin (7/8). Kenaikan bursa Wall Street terjadi menjelang laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu pada Kamis (10/8) mendatang.
Dow Jones Industrial Average naik 407,51 poin, atau 1,16%, menjadi 35.473,13. Sementara itu, S&P 500 menguat 40,41 poin, atau 0,90%, ke 4.518,44, dan Nasdaq Composite bertambah 85,16 poin, atau 0,61%, ke 13.994,40.
Sebagai informasi, indeks saham utama berakhir lebih rendah didorong kekhawatiran atas data ekonomi, pendapatan beragam dan imbal hasil obligasi yang meningkat.
Saham AS mengalami reli tajam pada tahun 2023, misalnya saja S&P 500 yang naik 17,7% tahun ini. Penguatan didorong oleh optimisme seputar kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan harapan untuk data ekonomi AS.
Investor berharap laporan harga konsumen AS terbaru dapat memberikan petunjuk tentang jalur kebijakan moneter Bank Sentral AS, Federal Reserve, pada Kamis pekan ini. Sebelumnya, laporan ketenagakerjaan memicu kembali kekhawatiran bahwa bank sentral dapat mempertahankan suku bunga yang tinggi lebih lama.
Lowongan pekerjaan AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir pada Juni 2023. Namun demikian, kondisi pasar tenaga kerja masih kuat. Ini tercermin dari penurunan pemutusan hubungan kerja selama tiga bulan berturut-turut.
Presiden Fed New York John Williams mengatakan, suku bunga diperkirakan dapat mulai turun pada awal 2024. Di sisi lain, Gubernur Michelle Bowman mengatakan kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke level 2%.
Bank sentral Amerika Serikat (AS), yaitu The Federal Reserve atau The Fed, menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points ke kisaran 5,25%-5,5% pada Juli 2023.
Ini merupakan kenaikan bunga yang kesebelas kalinya sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada awal 2022, sekaligus menjadi rekor suku bunga The Fed tertinggi dalam dua dekade terakhir.