Lebih Optimistis, GoTo Revisi Target Kinerja 2023

YouTube Unpar Official
Usai dipimpin Patrick Walujo, GoTo lebih gesit menargetkan capaian kinerja 2023.
Penulis: Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
15/8/2023, 19.31 WIB

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mencatat pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) disesuaikan selama semester I 2023 senilai Rp-2,81 triliun. Angka ini membaik 69 persen dari periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp-9,18 triliun.

Secara kuartalan, induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial ini juga mencatat perbaikan EBITDA disesuaikan sebesar 72 persen dibanding tahun sebelumnya. Angkanya menjadi Rp-1,2 triliun, membaik dari capaian periode yang sama tahun lalu senilai Rp-4,32 triliun. Hal ini didorong peningkatan monetisasi dan optimalisasi insentif berkelanjutan.

Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan, perseroan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA disesuaikan positif tahun ini. “Namun, mencapai titik impas bukanlah tujuan akhir. Pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkanlah yang harus kami capai,” tegasnya dalam siaran pers, Selasa (15/8).

Patrick yang baru memimpin perusahaan pada Selasa (8/6) itu menuturkan dibutuhkan peningkatkan total pasar potensial (TAM) untuk memperluas basis konsumen perseroan.

Setelah membangun basis konsumen yang kuat pada kategori konsumen yang memprioritaskan kenyamanan (convenience consumers), perseroan akan memperluas basis konsumen sadar harga yang memprioritaskan value for money.

“Kami sedang mempersiapkan strategi jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Dan, saat ini GoTo akan terus beroperasi dengan mempertahankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha, seiring beralihnya pilihan layanan kami untuk melayani pasar lebih luas,” ujarnya.

Manajemen GoTo pun menargetkan EBITDA grup disesuaikan yang positif pada kuartal ke-4 tahun 2023. Selain itu, EBITDA grup disesuaikan selama 2023 ditargetkan berkisar antara Rp-4,5 triliun hingga Rp-3,8 triliun. Ini adalah revisi dari kisaran yang sebelumnya diharapkan, yaitu antara Rp-5,3 triliun hingga Rp-4,6 triliun.

Target ini disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini yang sarat dengan ketidakpastian, termasuk tingginya tingkat inflasi dan situasi pascapandemi.

Rugi Semester I Susut 48%

Perbaikan kinerja GoTo juga terlihat dari bottom line perusahaan yang makin mendekati profit. GoTo berhasil menekan rugi bersih atribusi entitas induk menjadi Rp7,16 triliun. Angka ini susut 48 persen dibanding kinerja pada semester I 2022 yang rugi Rp13,65 triliun.

Penurunan rugi ini seiring pendapatan bersih yang melesat 102,35 persen menjadi Rp6,88 triliun. Angka ini lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,40 triliun.

Pendapatan terbesar GoTo diperoleh dari imbalan jasa (komisi) yang melejit 261 persen menjadi Rp3,97 triliun. Sisanya disumbang dari pendapatan imbalan iklan sebesar Rp1,10 triliun, jasa pengiriman Rp971,94 miliar, dan segmen pendapatan lain-lain sebesar Rp840,36 miliar.

Dari sisi pendapatan bruto, GoTo mencatat pendapatan bruto semester I 2023 mencapai Rp11,81 triliun, naik 10 persen dari sebelumnya Rp10,74 triliun. Pendapatan bruto ini disumbang unit bisnis Gojek sebesar Rp5,87 triliun, Tokopedia Rp4,48 triliun, GoTo Financial Rp823 miliar, serta GoTo Logistics Rp1,14 triliun.

Dalam hal efisiensi, beberapa beban berhasil dipangkas dalam enam bulan pertama tahun ini. Salah satunya yakni beban penjualan dan pemasaran yang mampu ditekan hingga 48 persen, menjadi Rp 3,30 triliun.

Beban umum dan administrasi juga turun 49 persen sehingga menjadi Rp2,93 triliun. Beban pengembangan produk juga berkurang 15 persen menjadi Rp1,82 triliun.

“Kami telah mencapai kemajuan dalam metrik profitabilitas utama kami selama enam kuartal berturut-turut karena pengurangan insentif dan (mengurangi) program pemasaran produk yang tidak produktif, sambil tetap fokus pada konsumen profitabel kami,” kata Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo.

Dia menjelaskan, pendapatan yang meningkat merupakan hasil dari meningkatnya monetisasi pada seluruh lini bisnis. Perseroan pun terus mengelola beban usaha secara disiplin demi mencapai EBITDA disesuaikan yang positif.

Dengan memanfaatkan ekosistem GoTo yang mencakup berbagai spektrum pengeluaran, perseroan berharap dapat menangkap pertumbuhan konsumen pada berbagai demografi.