Seri iPhone terbaru, yakni iPhone 15 rencananya akan dirilis pekan depan tepatnya 12 September 2023 di Amerika Serikat. Seri flagship teranyar ini akan hadir dalam empat varian iPhone 15, iPhone 15 Pro, iPhone 15 Plus, dan iPhone 15 Pro Max.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) sebagai distributor ponsel iPhone melalui gerai iBox dan Erafone diprediksi akan mendapat katalis positif dari perilisan iPhone 15 untuk kinerja penjualan yang kemudian tercermin melalui harga sahamnya.
Namun sayangnya iPhone seri terbaru itu belum bisa dipastikan kapan akan masuk ke Indonesia. “Kami belum tahu tanggalnya kapan iPhone 15 masuk ke pasar Indonesia,” ucap Head of Legal & Corporate Secretary Erajaya Swasembada Amelia Allen kepada Katadata.co.id, Selasa (5/9).
Meski begitu, produk iPhone menjadi salah satu produk smartphone yang paling ditunggu-tunggu, sehingga akan mendongkrak penjualan Erajaya.
Mengutip laman resmi Emtrade, efek historis perilisan iPhone ke kinerja keuangan Erajaya dapat terlihat seperti ini.
Jadwal rilis iPhone selama lima tahun terakhir:
- Rilis iPhone X: 12 September 2018
- Rilis iPhone 11: 10 September 2019
- Rilis iPhone 12: 14 Oktober 2020
- Rilis iPhone 13: 15 September 2021
- Rilis iPhone 14: 8 September 2022
Saat ada rilis iPhone seri terbaru, pendapatan ERAA cenderung mengalami kenaikan kecuali di kuartal tiga 2019 yang turun tipis 0,7%. Rata-rata kenaikan pendapatan perseroan berkat perilisan iPhone sekitar 18,82%.
Berbeda halnya dengan laba bersih. Di mana, laba bersih ERAA justru fluktuatif. Peningkatan paling tajam terjadi saat iPhone 13 dirilis. Hal ini tercermin pada hasil laporan kinerja keuangan kuartal empat 2020 yang tumbuh 144,8%. Sedangkan penurunan paling tajam terjadi saat iPhone 11 dirilis. Pada kuartal tiga 2019 laba bersih turun 72%.
Turunnya laba bersih bisa disebabkan oleh beban yang membengkak ataupun faktor lainnya. Namun secara rata-rata, laba bersih naik 42,06% pasca rilis iPhone baru selama lima tahun terakhir.
Di sisi lain, efek positif iPhone ke kinerja keuangan ERAA sudah diprediksi sebelumnya oleh pelaku pasar yang tercermin melalui harga sahamnya.
Adapun tiap kali iPhone rilis, harga saham ERAA terpantau selalu cenderung menguat. Rata-rata penguatan sekitar 4,07% walaupun sahamnya sempat stagnan saat perilisan iPhone 13 pada 15 September 2021.
“Maka dapat disimpulkan bahwa perilisan iPhone memang membawa dampak positif bagi ERAA. Baik itu dari pergerakan harga sahamnya maupun kinerja pendapatan perseroan. Hanya saja, banyak faktor yang menentukan kinerja laba bersih seperti pos beban yang ditanggung. Sehingga iPhone seri baru belum tentu turut mendongkrak laba bersih ERAA,” tulis Emtrade.
Emtrade lantas merekomendasikan perform karena tingginya permintaan terhadap produk iPhone berpotensi mendorong penjualan ERAA di 2023. Ditambah lagi, saat ini daya beli masyarakat sudah jauh membaik. Terlihat dari indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan Juli lalu terjaga dalam zona optimis (>100) pada level 123,5.
Namun ada faktor resiko yang harus diwaspadai investor seperti melemahnya daya beli masyarakat, kecenderungan konsumen untuk beli gadget yang lebih murah, dan kurangnya inovasi dari produsen gadget.
Sementara secara teknikal Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan saham ERAA dengan speculative buy. Support ada di Rp 478 dengan resistance di Rp 492 per saham.
“Pergerakan ERAA pada sesi satu hari ini masih cenderung terkoreksi dan masih berada di bawah MA20 disertai dengan munculnya volume penjualan. Cermati dari sisi indikator, dimana MACD sudah cukup melandai dan diperkirakan akan menguat menguji area positifinya meskipun stochastic masih berada di area oversold-nya,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (5/9).
Pada penutupan perdagangan Selasa (5/9) saham ERAA menguat 0,41% ke Rp 488. Secara year to date bahkan sudah melonjak 25,77% atau 100 poin.