Calon penyelenggara bursa karbon, Indonesia Climate Exchange (ICX) menjalin kerjasama strategis pembentukan pasar karbon regional untuk Borneo Economic Community dengan Dynamik Technologies Brunei Darussalam. Kerja sama ini sejalan dengan rencana besar integrasi ASEAN dalam pengembangan ekonomi hijau dalam lima pilar ASEAN BAC.
CEO ICX Megain Widjaja mengatakan, kerja sama strategis ini mengintegrasikan teknologi perdagangan ICX dari Indonesia dan Dynamik Technologies dari Brunei Darussalam untuk platform perdagangan karbon dan instrumen iklim lainnya.
“Hal ini ditujukan untuk harmonisasi standar perdagangan dan interoperabilitas teknologi demi menciptakan pasar regional yang kredibel dan kredit karbon yang dapat ditransaksikan secara inklusif. Dalam rencana besar regional ASEAN, pasar karbon dan instrumen iklim memiliki peranan penting dalam upaya penurunan emisi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (5/9).
Borneo Economic Community kata Megain, sejalan dengan rencana Ibu Kota Negara Nusantara yang berlokasi di Borneo. IKN Nusantara dibangun berlandaskan ideologi green city.
Di mana infrastruktur pendukung berjalannya ekonomi dibangun dengan mempertimbangkan faktor keberlanjutan, harmonisasi dengan lingkungan dan sumber energi baru terbarukan. Kebutuhan akan keseimbangan emisi di Borneo menjadi prioritas ketiga negara yang berada di pulau Borneo.
“Kami berharap usaha ini dapat mendukung rencana besar negara-negara ASEAN dalam penurunan emisi Nationally Determined Contribution. Serta menjadi bukti bahwa kerja sama antar negara ASEAN dapat mewujudkan semangat menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth,” ujar Megain.
CEO Dynamik Technologies Puan Haslina Taib mengatakan, penciptaan pasar karbon regional melalui platform teknologi perdagangan modern akan memfasilitasi dunia usaha di bidang ekonomi hijau agar mudah berpartisipasi dan mengakses pasar karbon.