Bursa Karbon Transaksikan 459.910 Ton CO2 Ekuivalen pada Debut Perdana

Katadata/Patricia Yashinta Desy Abigail
Peluncuran perdana bursa karbon di Bursa Efek Indonesia
26/9/2023, 11.26 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat tiga belas transaksi dalam debut perdana Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon pada Selasa (26/9). Adapun jumlah volume emisi yang diperdagangkan yaitu 459.914 tCO2 ekuivalen.

Dalam perdagangan ini, terdapat registered project Pertamina NRE yaitu proyek Lahendong unit 5 dan 6 di Sulawesi Utara milik PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) dengan karbon yang diperdagangkan vintage medio 2016 sampai 2020. Dalam paparan BEI, proyek Lahendong unit 5 dan 6 sudah berkontribusi penurunan karbon hingga 202.989 ton Co2.

Selain itu, telah tercatat dalam perdagangan bursa karbon dari PT PJB UP Muara Karang dan PT UPC Sidrap Bayu Energi yang dimiliki oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Otoritas Jasa Keuangan sebelumnya menargetkan sebanyak 99 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara yang berasal dari 42 perusahaan dengan total kapasitas terpasang 33.569 megawatt (MW) dapat berpartisipasi dalam perdagangan karbon.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menyebut 99 PLTU itu setara 86% dari PLTU dari yang beroperasi di Indonesia. "Harapan kami agar PLTU dapat mulai bertransaksi melalui bursa karbon, tahun ini juga," kata Mahendra.

Selain subsektor PLTU, nantinya perdagangan bursa karbon di Indonesia juga akan diramaikan sejumlah sektor lain seperti sektor kehutanan, kehutanan, migas, industri umum dan sektor kelautan.

Dalam kesempatan sama di acara peluncuran perdana bursa karbon Indonesia, Presiden Joko Widodo menyampaikan, peluncuran bursa karbon dapat menjadi langkah konkret dan besar agar Indonesia bisa mencapai target emisi.

Selain itu, keberadaan bursa karbon akan menjadi kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sejalan dengan arah dunia untuk menuju ekonomi hijau. Sebab, ancaman perubahan iklim sangat bisa dirasakan dan menegaskan agar Indonesia tidak main-main dalam mengatasi perubahan iklim.

"Kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah konkrit untuk mengatasinya," tuturnya.

Dalam catatan presiden, terdapat potensi pasar bursa karbon di Indonesia mampu mencapai Rp 3.000 triliun dari potensi kredit karbon sebesar 1 giga ton CO2 yang bisa ditangkap. "Saya optimis Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia," sebut Jokowi.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail