Saham-saham di Bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Selasa (3/10) karena imbal hasil treasury mencapai level tertinggi sejak tahun 2007. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa suku bunga yang lebih tinggi akan membekukan pasar perumahan dan membawa perekonomian ke dalam resesi.
Rata-rata Industri Dow Jones kehilangan 430 poin atau 1,29%, untuk hari terburuk sejak Maret. S&P 500 turun 1,37%, menyentuh level terendah sejak Juni selama sesi tersebut dan ditutup pada 4,229.45. Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 1,87% menjadi berakhir pada 13.059 karena saham-saham mengalami kerugian terbesar karena kenaikan suku bunga.
Dengan kerugian pada hari Selasa, Dow Jones turun ke zona merah untuk tahun ini, turun sebesar 0,4%. S&P 500 masih mampu naik 10% untuk tahun 2023.
Imbal hasil treasury 10 tahun menyentuh 4,8%, mencapai level tertinggi dalam 16 tahun. Imbal hasil acuan telah melonjak dalam sebulan terakhir karena Federal Reserve berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Imbal hasil treasury 30 tahun mencapai 4,925%, juga tertinggi sejak 2007. Tingkat rata-rata hipotek tetap 30 tahun mendekati 8%.
Kelemahan musiman dinilai cukup normal untuk pasar pada bulan September dan Oktober, menurut Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance.
Namun dia mencatat bahwa kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai suku bunga yang lebih tinggi dapat berarti lebih banyak penurunan yang akan terjadi pada saham.
“Ancaman terhadap ekuitas lebih disebabkan oleh sisi suku bunga. Benar-benar perlu melewati aksi jual obligasi ini dan menemukan semacam keseimbangan di pasar obligasi, sebelum kita berpikir bahwa saham akan mampu mencapai titik terendahnya,” katanya dikutip dari CNBC, Rabu (4/10).
Saham-saham diperdagangkan berbanding terbalik dengan imbal hasil obligasi sepanjang hari, bergerak semakin rendah seiring kenaikan suku bunga. Katalis terbaru untuk kenaikan suku bunga adalah rilis survei lowongan pekerjaan bulan Agustus pada hari Selasa, yang menandakan pasar tenaga kerja yang ketat.
Pasar tenaga kerja yang kuat memungkinkan The Fed untuk memperketat kebijakannya tanpa khawatir kebijakannya akan terlalu berlebihan.
Saham-saham yang paling dirugikan akibat kenaikan suku bunga dan potensi resesi memimpin kerugian hari ini. Goldman Sachs dan American Express merupakan saham dengan kerugian terbesar di Dow.
Nama-nama perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Microsoft juga melemah karena suku bunga yang lebih tinggi mengurangi antusiasme terhadap perdagangan saham.