Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan jumlah investor pasar modal terus bertambah dalam beberapa tahun belakangan. Mereka mengatakan jumlah single investor identification atau SID di pasar modal tumbuh empat kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Kepala Departemen Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal Regional OJK, Edi Broto Suwarno mengatakan, SID di pasar modal meningkat sebesar 14,04% secara year-on-year. Jumlahnya mencapai 11,75 juta pada 5 Oktober 2023.
Jumlah SID hanya mencapai 2,48 juta pada 2019. Angkanya meningkat menjadi 3,88 juta pada tahun 2020, serta menjadi 7,48 juta pada tahun 2021. Dari segi kepemilikan aset, pada 31 Agustus 2023 investor di atas usia 60 tahun memiliki jumlah aset terbesar, yaitu Rp 996,44 triliun.
Sementara itu, investor dari rentang usia 51-60 tahun memiliki aset sebesar Rp 250,59 triliun, sementara investor dalam usia tersebut hanya menyumbang 5,44% dari total investor.
“Sementara usia 51 sampai 60 tahun, SID tercatat sebesar 250 triliun,“ kata Edi dalam acara Economic and Capital Market Outlook 2024 oleh CSA Institute, Selasa (10/10/).
Di urutan ketiga, investor berusia 41-50 tahun memiliki aset sebesar Rp 182,15 triliun dan berjumlah 11,36% dari total investor. Sementara itu, investor berusia 31-40 tahun memiliki aset sebesar Rp 112,92 triliun dan berkontribusi sebesar 23,27% dari total investor.
Kemudian, investor di bawah 30 tahun memiliki aset sebesar Rp50,51 triliun. Meski asetnya terkecil, jumlah mereka mencapai 57,04 persen dari keseluruhan jumlah investor yang terdaftar di OJK.
Sebelumnya, OJK optimistis tahun pemilu akan menjadi sentimen positif bagi seluruh sektor, khususnya di pasar modal dan perbankan. Alasannya, masyarakat telah terbiasa menjalankan pemilu secara demokratis.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan secara historis, selalu ada kekhawatiran akan dampak pemilu terhadap kinerja pasar modal. Namun, dirinya optimis jika masyarakat sudah begitu dewasa dalam menjalankan pemilu.
"Kita melihat pemilu sebelumnya pada 2004, 2009, 2014, hingga 2019, harga saham secara year to date meningkat," kata Inarno, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Juni 2023, Selasa (4/7).