Musim Dingin Terlewati, Harga Aset Kripto Meroket

Bloomberg
Penulis: Lona Olavia
24/10/2023, 10.16 WIB

Musim dingin atau yang dikenal sebagai winter crypto di aset digital kripto telah terlewati. Musim itu pun kini berganti dengan optimisme bahwa kripto bisa kembali to the moon. Sebab Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) diharapkan bisa menyetujui aplikasi ETF Bitcoin spot yang berhasil mendorong selera pembeli terhadap Bitcoin (BTC) terus meningkat.

Harga BTC telah naik tinggi dalam sepekan terakhir pada Senin (23/10) hingga sentuh US$ 31.000. Harga tersebut bahkan terus meroket hingga mencapai level psikologis penting.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (24/10) pukul 10.00 WIB, kapitalisasi pasar kripto global melonjak 10,35% menjadi di US$ 1,28 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, BTC naik 13,74% dalam 24 jam terakhir ke level US$ 34.559,82 per koin.

Ethereum (ETH) juga menguat 9,14% dalam 24 jam menjadi US$ 1.834,16 per koin. Penguatan juga terjadi pada Binance (BNB) yang naik 7,08% dalam sehari terakhir ke US$ 235,69 per koin.

Mata uang kripto kembali ke level yang terakhir terlihat pada Mei 2022, sebelum bencana Terra-Luna, Three Arrows Capital, Genesis, dan FTX mengubah suasana menjadi sangat buruk sehingga BTC mendekati US$ 15.000.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, pasar kripto dan Bitcoin masih nyaman di zona hijau pada awal pekan ke-4 Oktober 2023. Bahkan harga Bitcoin telah mencapai di atas US$ 34.200, level yang belum pernah terlihat sejak awal tahun 2023. Kenaikan year to date Bitcoin tembus lebih dari 105%.

“Reli pasar kripto masih didorong oleh kabar yang menunjukkan bahwa ETF akan segera menerima persetujuan SEC. Oleh karena itu, para pelaku pasar masih bersemangat meningkatkan permainan akumulasi mereka,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (24/10).

Selain itu, dengan semakin dekatnya peristiwa halving, harga Bitcoin pasti diprediksi mengalami lonjakan signifikan dalam metrik on-chain.

“Dalam minggu mendatang, ada potensi Bitcoin tidak hanya bertahan di atas ambang batas US$ 30.000 tetapi juga mencapai harga baru di tahun 2023. Pelaku pasar percaya persetujuan ETF Bitcoin spot akan mendorong adopsi massal dan memicu kenaikan sebelum halving yang jatuh tempo pada bulan April 2024,” ujar Fyqieh.

Dengan penolakan SEC untuk mengajukan banding atas keputusan pengadilan dalam gugatannya terhadap Grayscale Investments dalam upaya untuk mengubah Bitcoin Trust menjadi ETF spot, banyak yang tetap optimis bahwa komisi tersebut mungkin telah mencapai akhir untuk menyetujui dari ETF Bitcoin spot. “Taruhan pasar akan segera disetujuinya aplikasi ETF BTC spot telah memicu selera pembeli,” katanya.

Perkembangan positif minggu ini adalah kekuatan Bitcoin menular ke beberapa altcoin, yang melonjak di atas level resistensi masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen secara bertahap berubah menjadi positif dan mungkin inilah saatnya untuk mempertimbangkan pembelian secara selektif.

Sentimen minggu ini, perhatian investor akan terfokus pada laporan kuartal tiga 2023 dari beberapa perusahaan raksasa teknologi di indeks pasar saham AS, dan sejumlah laporan ekonomi AS serta pidato Ketua The Fed, Jerome Powell pada Rabu (25/10).

Sikap Powell yang hawkish, ditambah dengan gejolak geopolitik dan beberapa data yang mencerminkan berlanjutnya kekuatan perekonomian, mendukung lonjakan kembali imbal hasil treasury 10 tahun, yang melonjak ke level tertinggi dalam 16 tahun. Kemungkinan hal ini akan membuat pasar kripto dan Bitcoin kembali fluktuatif dan bergerak turun.

Meskipun begitu sejauh ini, sentimen pelaku pasar masih tetap optimistis. Fear & Greed Index melonjak tinggi di angka 66/100, memasuki zona Greed. Terakhir kali posisi tersebut ini terjadi pada awal tahun 2023 ini.

“Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa ketidakpastian dalam pasar saat ini, investor masih cenderung optimis dan tidak terlalu khawatir. Hal tersebut juga mencerminkan keyakinan mereka dalam prospek jangka panjang dan potensi pertumbuhan pasar,” ucap Fyqieh.

Investor kakap dan pialang terkemuka di Wall Street, Jordan Belfort, menilai investasi pada aset kripto bukanlah investasi yang bisa dilakukan semua orang. Dia pun memiliki pandangan yang berubah-ubah terhadap mata uang kripto.

"Saya membencinya, kemudian saya lebih menyukainya, lalu saya membencinya lagi. Itu selalu berubah karena saya pikir itu normal," ujar Belfort, yang juga dikenal dengan julukan The Wolf of Wall Street, dalam wawancara di program Katalogue dari Katadata.co.id, Minggu (22/10).

Ia pun pernah berpikir bahwa Bitcoin adalah investasi yang sah. "Dengar, jika Anda tidak menyukai kripto maka Anda harus menjauhinya. Namun, jika Anda menyukai kripto dan ingin melakukannya, menurut saya Bitcoin bagus. Bitcoin akan lebih tinggi dalam jangka waktu yang sangat panjang," ujarnya.

Belfort menyarankan agar investasi di Bitcoin harus dilakukan dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun. Ia juga menyarankan agar hanya sebagian kecil dari modal yang ditempatkan di portofolio mata uang kripto.

"Saya rasa, Anda tidak perlu menjadikannya sebagai mayoritas portofolio Anda. Sebaiknya di bawah 10%, mungkin di bawah 5% dari portofolio Anda adalah Bitcoin," kata Belfort.