PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dinilai mencetak kinerja luar biasa pada semester satu 2023 ini. Kinerja ini diprediksi akan berlanjut pada semester dua 2023.
Equity Research Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Leonardo Lijuwardi merekomendasikan untuk membeli saham BMRI dengan target harga Rp 6.750. Rekomendasi ini didasarkan pada pertumbuhan yang baik di segmen perbankan grosir dan ritel, serta net interest margin (NIM) yang stabil.
“NHKSI Research merekomendasikan buy untuk BMRI dengan target harga berada di level Rp 6.750 yang mencerminkan price to book value 2023 perkiraan sebesar 2,2 kali,” tulisnya dalam riset dikutip, Selasa (24/10).
Namun, lanjut Leonardo, ada risiko yang perlu diperhatikan, seperti ketidakpastian situasi ekonomi, persaingan antar bank yang ketat, harapan pertumbuhan pinjaman dan kinerja yang mungkin tidak sesuai ekspektasi, serta penurunan NIM.
Bank Mandiri pada periode paruh pertama 2023 ini meraup laba bersih mencapai Rp 25.23 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 24,9% year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, Leonardo dalam analisisnya menyampaikan kinerja tersebut didukung oleh NIM sebesar 5,56% yang naik 19 bps dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih juga mengalami pertumbuhan yang kuat di semester satu 2023 mencapai Rp 47,30 triliun dengan pertumbuhan 13,1% yoy. Pendapatan operasional sebelum laba sebelum pajak (PPOP) juga mengalami peningkatan baik secara kuartalan 0,92%, maupun tahunan 18,9% menjadi Rp 42.05 triliun.
Tak hanya BMRI, Leonardo juga menjagokan saham BBNI karena berhasil mencatat kinerja yang cukup baik pada paruh pertama 2023. Leonardo menyebut laba bersih BBNI meningkat sebanyak Rp 10,30 triliun pada akhir semester satu 2023 meningkat 17% yoy dari periode yang sama 2022 yakni Rp 8,80 triliun.
Meskipun mengalami meningkatan secara yoy, BBNI mengalami penurunan 2,7% secara kuartalan. Peningkatan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebanyak 5,1% menjadi Rp 20,60 triliun yoy.
Tak hanya itu, kata Leonardo, PPOP naik 0,3% menjadi Rp 17.300 triliun. Salah satu faktor penting dalam peningkatan laba BBNI, yakni penurunan biaya provisi yang signifikan, yang telah berlanjut sejak kuartal sebelumnya di kuartal satu 2023.
NHKSI Research merekomendasikan untuk membeli saham BBNI dengan target harga di level Rp 12.000. Rekomendasi ini didukung oleh stabilitas NIM, efisiensi biaya, penurunan risiko kredit (LAR), dan pelaksanaan strategi "hibank", serta digital banking oleh BBNI.
Meskipun demikian, kata Leonardo, perlu diwaspadai risiko seperti ketidakpastian dalam kondisi ekonomi, tekanan terhadap NIM, persaingan ketat dari pesaing, terutama di kategori perbankan menengah ke bawah, serta ekspektasi pertumbuhan pinjaman yang mungkin tidak sesuai dengan harapan.
Pada perdagangan Selasa (24/10) pukul 10.47 WIB, saham BMRI terpantau tengah menguat 0,88% ke posisi Rp 5.725 dan BBNI naik 1,20% ke Rp 5.050 per lembar.