Saham GOTO Ngebut, Sepekan Sudah Naik 36%

Katadata
Ilustrasi GoTo
Penulis: Lona Olavia
3/11/2023, 14.18 WIB

Indeks teknologi atau IDX Techno melanjutkan kenaikannya pada perdagangan sesi satu hari ini dan memimpin kenaikan tertinggi secara sektoral. Pada penutupan sesi pertama Jumat (3/11) sektor teknologi 3,19%. Kenaikan dipicu saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang tumbuh 7,04% ke posisi Rp 76 per lembar.

Bahkan, kenaikan emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sudah terjadi selama sepekan hingga mencapai 36%. 

Saham GOTO bangkit setelah sempat terpuruk hampir di sepanjang bulan Oktober. GOTO bahkan menyentuh level terendah sepanjang masanya atau all time low di Rp 54 pada perdagangan 16 Oktober 2023.

Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren menilai, kenaikan sektor teknologi pagi ini masih didorong oleh sentimen sinyal dovish dari The Fed, apalagi sektor ini telah turun signifikan dan paling underperform dalam dua bulan terakhir. Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga di 5,25% – 5,5% menjadi optimisme bagi investor atas potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter.

Sinyal dovish dari The Fed juga memunculkan harapan bahwa Bank Indonesia tidak kembali menaikan suku bunga acuan, setelah memutuskan untuk menaikkan BI7DRR sebesar 25 bps ke level 6% pada Oktober 2023. 

“Berakhirnya tren kenaikan suku bunga akan memberi sentimen positif untuk sektor teknologi yang masih membutuhkan pendanaan, mengingat saat ini mayoritas emiten teknologi masih beroperasi dengan rugi,” ujar Edi dalam risetnya, Jumat (3/11).

Sementara secara rekomendasi, analis PT Indo Premier Sekuritas Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan mempertahankan peringkat beli di GoTo dengan target harga tidak berubah sebesar Rp 125 per saham. Target tersebut di tengah pelemahan harga saham meskipun saham tersebut saat ini kekurangan katalis terutama dengan kondisi suku bunga yang meningkat.

“GOTO diperdagangkan pada 2,6x prediksi 2024 EV/sales, diskon 10% versus Grab. Namun Grab diperkirakan akan mencapai titik impas EBITDA yang disesuaikan pada proyeksi kuartal tiga 2023,” katanya dalam riset Senin (30/10).

Analis Ciptadana Sekuritas Gani juga mengatakan, investor dapat mempertahankan rating beli dengan target harga saham Rp 150 per saham. Sebagai hasil dari strategi baru ini, GOTO melihat adanya risiko lebih tinggi jika target EBITDA yang disesuaikan tidak tercapai pada kuartal empat 2024.

“Perusahaan percaya bahwa mendapatkan kembali pangsa pasar mungkin akan memakan biaya yang lebih besar di masa depan, dan mereka bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar mereka pada tingkat yang unggul karena skala sangat penting dalam bisnis,” katanya dalam riset Selasa (31/10).

Bila dilihat secara kinerja, GOTO membukukan penurunan kerugian bersih 53% dalam sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp 9,5 triliun dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 20,3 triliun. Sedangkan bila dilihat pada periode kuartal ketiga saja, kerugian bersih GOTO juga turun 64,2% menjadi Rp 2,4 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 6,7 triliun.

Perusahaan gabungan Gojek dengan Tokopedia ini tercatat membukukan pendapatan bersih Rp 16,6 triliun sampai dengan September, naik 7% secara tahunan. Di saat yang sama, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) GOTO tumbuh 5,2% menjadi Rp 151 dibanding kuartal dua 2023.

Terpangkasnya kerugian itu lantaran GOTO berhasil menekan beban iklan dan pemasaran hingga 53,4% menjadi Rp 1,5 trilun dibanding September 2023 lalu Rp 1,5 triliun. Selain itu, beban gaji dan imbalan karyawan juga mengalami penurunan 5,8% menjadi Rp 4,2 triliun dibanding September 2022 lalu Rp 4,5 triliun. 

Di sisi lain GOTO tetap mempertahankan target EBITDA yang disesuaikan bakal positif di kuartal keempat tahun ini. Sedangkan, untuk target EBITDA disesuaikan sepanjang tahun 2023, perusahaan menetapkan target pada kisaran -Rp 4,5 triliun dan -Rp 3,8 triliun. 

"Pedoman tersebut didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan perkiraan awal perseroan, yang semua tergantung pada ketidakpastian dan risiko,” ungkap manajemen GOTO, dalam keterangan tertulis, Senin (30/10).