Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi terkoreksi pada perdagangan Rabu (22/11).
Phintraco Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG hari ini akan merefleksikan respon pasar terhadap risalah FOMC The Fed terbaru. Konfirmasi petunjuk bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuan dalam FOMC Desember 2023 dapat membatasi potensi koreksi lanjutan IHSG di perdagangan tengah pekan ini.
"Di sisi lain pernyataan bahwa kebijakan moneter ketat masih diperlukan cenderung menekan IHSG, terutama di awal perdagangan hari ini," tulis Phintraco dalam risetnya, Rabu (22/11).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan, buy on support pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Serta buy on support pada PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Secara teknikal, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, level support IHSG diprediksi akan berada di 6.906, 6.830, 6.760 dan 6.700. Sedangkan level resisten berada di 7.058, 7.128 dan 7.199.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali naik karena peningkatan pembelian.
Sedangkan resisten merupakan tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan hold atau trading buy sebagian pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan rentang harga 8.700-8.750. Selanjutnya, hold atau trading buy pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan rentang harga 5.000-5.050.
Lalu rekomendasi lainnya yaitu hold atau buy on weakness pada saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan rentang harga 5.500-5.550.
Ivan juga merekomendasikaan speculative buy pada saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan rentang harga 1.320-1.370. Terakhir buy on weakness pada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan rentang harga 6.000-6.200 per saham.