PT Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan bahwa bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah Tokopedia. Hal itu usai anak usaha ByteDance Ltd berinvestasi pada Tokopedia senilai lebih dari US$ 1,5 miliar atau Rp 23,25 triliun (kurs Rp15.500 per USD).
Namun sayangnya pelaku pasar merespons negatif struktur transaksi TikTok dan GoTo. Hal ini nampak dari penurunan tajam saham GOTO sebesar 20,37% ke level Rp 86 lembar pada perdagangan Senin (11/12).
Padahal di awal pembukaan perdagangan saham hasil gabungan Gojek dan Tokopedia ini mampu naik ke posisi Rp 110, namun langsung anjlok hingga terjebak di zona merah hingga penutupan perdagangan.
Dikutip dari RTI Business, hingga akhir perdagangan, volume saham GOTO mencapai 34,08 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,23 triliun dengan frekuensi sebanyak 232.789 kali.
Bahkan GOTO menjadi saham yang paling banyak dilepas asing dengan nilai Rp 615,3 miliar. Alhasil GOTO pun menjadi pimpinan di jajaran top losers pada perdagangan awal pekan kemarin.
Founder dan CEO Emtrade Ellen May mengatakan, GOTO turun tajam 20,37% ke level Rp 86 per saham di mana volumenya besar. Penurunan itu dianggapnya sangat lumrah mengingat kenaikan harga saham GOTO yang cepat jelang pengumuman tersebut.
Menurutnya, naiknya harga saham GOTO tidak ada pondasi yang cukup bagus, baik secara fundamental yang cukup kuat dan secara teknikalnya.
“Dengan saham yang memiliki market cap sebesar ini, ini wajarnya bentuknya bukan V (kenaikannya secara grafik teknikal). Logikanya big money kalau akumulasi, ia akan kumpulkannya pelan-pelan (sahamnya),” kata Ellen saat IG Live di akun Instagram miliknya, Senin (11/12) malam.
Ellen yang sedang berada di Cina itu pun menambahkan, pengelola dana besar alias big money tidak akan fear of missing out (FOMO). Mereka biasanya akan sideways dulu, naiknya pelan-pelan
“Kalau seperti kemarin ada sesuatu yang naiknya dan borongnya cepat, ini bukan sesuatu yang fundamental. Sehingga turun seperti ini sangat wajar,” ucapnya.
Lebih lanjut, langkah platform sosial media, TikTok yang menjadi pemegang saham pengendali baru PT Tokopedia, entitas bisnis e-commerce GOTO dengan persentase mencapai 75,01% saham, menurut Ellen hanya sedikit menguntungkan GOTO.
“Sehingga nanti kalau penjualan dari TikTok ini masuk ke Tokopedia, nanti yang bakalan untung besar adalah Tiktok ketimbang GoTo. Tapi positif juga sedikit buat GoTo,” katanya.
Ia melanjutkan, kejatuhan GOTO diikuti dengan volume transaksi besar bisa membuat sahamnya turun lebih jauh lagi. Bahkan ia memprediksi, bisa membuat saham GOTO jatuh ke level Rp 60 sampai 70-an per lembar.
“Ini sudah pasti akan buat IHSG jatuh. Kalau GOTO turun, IHSG turun sangatlah normal. IHSG bisa sampai ke level Rp 7.000,” ujar Ellen May.