Toto Sugiri Fokus Kembangkan DCII usai Lego Saham EDGE Rp 1,16 Triliun
Konglomerat teknologi, Otto Toto Sugiri, membeberkan rencana lebih lanjut usai keluar dari pemegang saham dan wakil komisaris utama PT Indointernet Tbk atau EDGE.
Toto Sugiri lebih dulu melepas seluruh sahamnya yang sebanyak 334,49 juta atau setara 16,56% di Indointernet, perusahaan yang bergerak di bisnis layanan jasa teknologi informasi dan konsultasi komputer yang ia rintis sejak 1994 silam.
Transaksi penjualan saham itu dilakukan pada harga Rp 3.496 per saham pada 15 Desember 2023. Sehingga, Toto Sugiri meraih dana Rp 1,16 triliun terkait penjualan sahamnya di Indonet. Corporate Affair Director EDGE Karla Winanta mengatakan transaksi tersebut murni terkait penjualan saham.
Tiga hari berselang seusai melego sahamnya, Toto melepas jabatan posisi wakil komisaris utama. Di perusahaan bersandi efek EDGE itu, ia juga berperan sebagai salah satu dari enam penerima manfaat terakhir atau ultimate beneficial owner Indonet.
Toto tidak menampik soal menjalankan laku exit strategy, atau secara sederhana menjual saham kepada investor atau pemegang saham lainnya sebagai cara untuk keluar dari investasi. Digital Edge (Hong Kong) Ltd sebagai pemegang saham pengendali 59,10% EDGE disebut bakal memperbesar lagi porsi sahamnya.
“Saya akan fokus untuk kembangkan DCI,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (21/12).
Toto Sugiri menjelaskan, dalam perkembangannya PT DCI Indonesia Tbk (DCII), bersama Grup Salim, baru-baru ini meresmikan fasilitas pusat data tepi atau dikenal edge data center E1 di Jakarta Selatan yang memiliki kapasitas 18 MW dan dilengkapi sekitar 4.000 rak dalam struktur berlantai 11 dan luas gedung 30.000 m2.
Untuk diketahui, keberadaan pusat data tepi memungkinkan aplikasi seperti mobil otonom, realitas virtual/augmented, dan Internet of Things (IoT). "DCI juga sudah masuk ke Edge data center,” ujar Toto, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur DCI Indonesia ini.
Dari sisi kineja, bila mengacu pada kinerja keuangan EDGE sampai dengan September 2023, perusahaan ini mengantongi laba bersih senilai Rp 178,55 miliar dngan perolehan pendapatan Rp 698,47 miliar. Saham EDGE hari ini memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp 10,30 triliun.
Sedangkan, DCII sampai dengan September ini meraup keuntungan Rp 370,43 miliar dengan pendapatan Rp 958,14 miliar. Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 102,08 triliun dan Toto Sugiri bertindak sebagai salah satu pengendali dengan kepemilikan paling besar 29,90%.
Gurita Bisnis Otto Toto Sugiri
Merujuk data Forbes Billionaires List, Toto Sugiri masuk dalam daftar 26 orang paling kaya di Indonesia. Kekayaan bersihnya mencapai US$ 2,2 miliar, mengalami penurunan dibanding posisi tahun lalu US$ 2,4 miliar.
Kekayaan salah satu orang terkaya Indonesia dari bisnis teknologi ini memang bersumber dari perusahaan teknologi yang ia rintis. Toto Sugiri adalah salah satu pendiri PT DCI Indonesia Tbk. Ia memulai bisnisnya pada 2011 silam hingga DCI Indonesia menjadi penyedia pusat data terkemuka di Indonesia.
Saham DCI Indonesia (DCII) sempat melonjak 11.000% sejak mencatatkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Januari 2021.
DCII menawarkan harga saham Rp 420 per lembar dan sebanyak 357,5 juta saham dilepas hingga sukses membuat perusahaan mengantongi Rp 150,2 miliar dana segar. Per hari ini, saham DCII sudah melaju di level Rp 42.825 per lembarnya.
Selain itu, pundi-pundi kekayaannya lainnya bersumber dari PT Indointernet Tbk (EDGE). Perusahaan ini melantai perdana pada 8 Februari 2021 lalu dengan harga IPO Rp 7.375 per lembarnya dan berhasil meraup dana Rp 595,97 miliar.
Sebelum mengundurkan diri dari wakil komisaris utama EDGE pada Senin (18/12) kemarin, Otto menggenggam kepemilikan 334,49 juta saham. Bila dihitung berdasarkan harga saham EDGE hari ini di level Rp 5.175 per lembarnya, maka kepemilikan itu setara dengan Rp 1,72 triliun.
Pada akhir perdagangan pekan lalu, terpantau pergerakan saham emiten konglomerat Toto Sugiri tersebut sangat bergejolak. Hal itu ditengarai karena ada transaksi bernilai triliunan rupiah dengan harga diskon.
Selain dari pasar reguler, pergerakan yang berfluktuatif juga terjadi lantaran saham EDGE ditransaksikan di pasar negosiasi di posisi harga rendah. Pembeli dalam transaksi negosiasi tersebut diketahui murni dari asing, melansir data RTI Business, besaran nilai transaksinya mencapai senilai Rp 2,3 triliun. Per Kamis ini (21/12) saham EDGE berada di level Rp 5.175 per lembarnya.